Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan dampak penutupan Silicon Valley Bank (SVB) oleh Regulator Perbankan California, Amerika Serikat, kepada perekonomian Indonesia relatif kecil.
“Kalau menurut saya, dampak secara langsungnya kecil karena relasi antara SVB dengan dunia start up dan perbankan di Indonesia, sepanjang yang saya tahun, itu kecil,” ujar Eko dalam Diskusi Online Indef di Jakarta, Kamis (16/3).
Di samping itu, ia memandang kondisi fundamental perbankan di Indonesia juga masih baik.
Baca juga: Pasar Keuangan Swiss Disorot Imbas Keruntuhan SVB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat likuiditas perbankan masih terjaga. Itu tercermin dari rasio alat likuid terhadap noncore deposit (AL/NCD) per Januari 2023 sebesar 129,64% dan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 29,13%. Itu lebih tinggi dari ambang minimal tiap-tiap kategori yaitu 50% dan 10%.
“Dalam situasi saat ini, kita terselamatkan oleh model bisnis perbankan kita yang tidak terlalu rumit, tidak terlalu dalam terhubung dengan dunia internasional sehingga memutus efek berantai,” ucapnya.
Baca juga: Runtuhnya Bank di AS Sebabkan Masalah di Eropa
Kendati demikian, tingkat kehati-hatian perbankan masih perlu terus dikaji ulang di tengah kondisi global yang dipenuhi ketidakpastian.
Sementara itu, penutupan SVB memicu sentimen negatif terhadap pasar saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang diperkirakan hanya bersifat sementara.
Eko memandang, penutupan SVB akan membuat The Fed mengurangi agresivitas dalam menaikkan suku bunga acuan sehingga tekanan terhadap rupiah bisa berkurang.
“Hanya saja kalau volatilitas IHSG berlangsung lebih lama sampai berbulan-bulan, rupiah jadi tetap tidak bisa menikmati agresivitas The Fed yang berkurang,” tandasnya. (Ant/Z-11)
Firma investasi kesehatan SVB Securities mengumumkan tim manajemennya akan membeli perusahaan tersebut dari Silicon Valley Bank.
UPAYA penyelamatan pada Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat, terlambat dan mengakibatkan kepanikan pasar hingga memicu penarikan dana besar-besaran dari bank.
Ada beberapa hal mendasar yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan prinsip kehati-hatian yang akan menjadi pembelajaran.
Sektor non-bank saat ini menyumbang setengah dari aset seluruh sistem keuangan dunia, sehingga perlu diatur lebih ketat
Kejadian SVB dan Signature Bank di AS pada tahun ini terjadi karena terkait Dana Pihak Ketiga (DPK).
Adakah efek domino dari peristiwa jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat ke Indonesia? Ini jawaban Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menegaskan reputasinya sebagai institusi keuangan nasional yang mampu bersaing di panggung global dengan masuk ke daftar Global 2000 Forbes pada 2025.
Data Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi perbankan digital sebesar 54,89% secara tahunan (YoY) hingga September 2024.
GUBERNUR Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Gubernur Banten, Andra Soni di Surabaya sebagai upaya bersinergi menguatkan perekonomian antar daerah.
Kejagung dinilai menggunakan pasal keranjang sampah dalam pengusutan kasus dugaan korupsi terkait pemberian kredit oleh Bank DKI Jakarta dan BJB pada Sritex
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved