Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Februari 2023 dengan nilai US$5,48 miliar. Itu sekaligus menjadi bulan ke-34 neraca dagang nasional mengalami untung sejak Mei 2020.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai Februari 2023 surplus selama 34 bulan berturut-turut, sejak Mei 2020 dan masih dalam tren yang meningkat," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah dalam konferensi pers, Rabu (15/3).
Nilai surplus dagang itu juga menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir di periode yang sama. Data BPS menunjukkan, surplus dagang Indonesia pada Februari 2020 tercatat sebesar US$2,49 miliar.
Baca juga : Hatrick! Nilai Impor Indonesia di Februari Turun 13,68%. Apa Penyebabnya?
Lalu di Februari 2021 nilai surplus dagang Indonesia sebesar US$1,99 miliar dan naik di Februari 2022 menjadi US$3,83 miliar. Surplus neraca perdagangan barang di Februari 2023 terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan ekspor dan impor nasional.
Tercatat nilai ekspor Indonesia pada Februari 2023 sebesar US$21,40 miliar, tumbuh 4,51% dibanding Februari 2022 (year on year/yoy) yang hanya US$20,47 miliar. Pertumbuhan secara tahunan itu lebih lambat bila dibanding periode yang sama di tahun lalu, yakni mencapai 34,20% (yoy).
Sedangkan nilai impor Indonesia di Februari 2023 tercatat sebesar US$15,92 miliar, turun 4,32% (yoy) dari tahun sebelumnya yang mencapai US$16,64 miliar. Turunnya pertumbuhan nilai impor itu terjadi setelah ada penguatan di Januari 2023 yang tumbuh positif 1,27% (yoy).
Lebih lanjut, Habibullah menyampaikan, surplus neraca dagang Indonesia ditopang oleh kinerja dagang non migas yang juga mencatatkan surplus sebesar US$6,70 miliar. "Ini banyak dipengaruhi oleh ekspor dari komoditas bahan bakar mineral HS27, lemak dan minyak hewan nabati HS15, dan besi dan baja HS72," jelasnya.
Sedangkan neraca dagang migas tercatat menghambat kinerja surplus dagang secara keseluruhan. Pasalnya Indonesia mengalami defisit sebesar US$1,22 miliar pada neraca dagang migas yang disumbang oleh impor minyak mentah dan hasil minyak.
Adapun tiga negara penyumbang surplus terbesar pada neraca perdagangan barang Indonesia ialah Amerika Serikat senilai US$1,32 miliar, India US$1,08 miliar, dan Tiongkok sebesar US$999,8 juta.
Sementara tiga negara penyumbang defisit dagang ialah Australia sebesar US$400,4 juta, Thailand US$342,1 juta, dan defisit dagang dengan Brasil mencapai US$158,8 juta. (Z-4)
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
Surplus neraca perdagangan Indonesia masih mencatat angka besar, namun sejumlah risiko mulai mengintai kelanjutannya. Pada Maret 2025, surplus dagang Indonesia mencapai US$4,33 miliar.
Kebijakan tarif impor AS itu akan mengganggu neraca pembayaran Indonesia, khususnya neraca perdagangan dan arus investasi. Ini mengingat AS adalah mitra dagang utama Indonesia.
EKONOM Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menuturkan penurunan surplus neraca perdagangan pada Februari 2025 dibandingkan Januari lebih disebabkan oleh peningkatan impor.
NERACA perdagangan Indonesia masih resilien di tengah pelemahan ekonomi global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ssebesar US$3,45 miliar atau senilai Rp55,81 triliun pada Januari 2025.
Bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS adalah Indonesia bisa membuka akses market ke pasar global dan potensi meningkatkan kualitas neraca dagang luar negeri.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved