Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PEMERINTAH dinilai terlalu optimistis menatap perekonomian di tahun depan. Padahal sejumlah tantangan glonal diprediksi masih akan menghantui dan tidak diketahui pasti kapan berakhirnya.
Kepercayaan diri yang tinggi dari pengambil kebijakan itu dapat dilihat dari penyusunan asumsi makro untuk tahun 2024 yang disampaikan oleh pemerintah dalam rapat terbatas di Istana Presiden pada Senin (20/2).
"Itu sangat, sangat optimis, terlalu optimis," ujar Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri saat dimintai pendapat oleh Media Indonesia.
Pemerintah diketahui menetapkan asumsi makro untuk 2024 yakni, dengan rincian, pertumbuhan ekonomi 5,3%-5,7%; inflasi 1,5%-3,5%; nilai tukar rupiah Rp14.800-Rp15.400 per dolar AS; suku bunga SBN 10 tahun 6,5%-7,4%; Indonesia Crude Price (ICP) US$75-US$85 dolar per barel; produksi minyak 592.000 - 691.000 barel per hari; dan roduksi gas 1,007 juta - 1,058 juta juta barel setara minyak per hari.
Yose menyoroti tingginya angka pertumbuhan ekonomi yang diletakkan pemerintah dalam asumsi dasar makro 2024. Menurutnya, itu akan sulit dicapai, bahkan di titik terendahnya yang 5,3%.
"Kelihatannya masih agak sulit untuk kita capai di atas 5,3%, itu masih agak sulit, karena ke depan ini masih terlihat bahwa masih penuh tantangan di tingkat global. Kita juga masih bisa melihat bahwa kondisi geopolitik belum tentu akan stabil," terangnya.
Baca juga: Airlangga Klaim Perppu Cipta Kerja Sudah Disahkan
Sementara untuk angka asumsi inflasi, Indonesia diperkirakan masih akan mampu menjaga tingkat inflasi di kisaran 3%. Asalkan, kata Yose, perekonomian yang banyak ditopang oleh konsumsi dalam negeri juga diimbangi oleh sisi penawaran atau produksi.
Sebab, sisi penawaran atau produksi tak mampu mengimbangi permintaan bakal menimbulkan overheating pada perekomian. Itu akan memicu peningkatan inflasi, alih-alih terjaga di level yang ditargetkan.
"Kalau itu (permintaan) tidak dibarengi dengan suplai atau produksi yang cukup, termasuk impor, maka yang terjadi adalah kenaikan harga dan mendorong inflasi lebih tinggi," jelas Yose.
Sementara itu, periset dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, target defisit anggaran negara yang dipatok di kisaran 2,16% hingga 2,64% di tahun depan berpeluang untuk dicapai. Itu menurutnya dapat dilakukan bila melihat rekam jejak pengendalian defisit anggaran dalam dua tahun terakhir yang berada di bawah target.
Kebijakan yang dianggap akan mampu menekan defisit anggaran salah satunya ialah integrasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dengan cara ini, data basis pajak akan lebih luas dan berpotensi menambah penerimaan pajak orang pribadi yang telah menjadi wajib pajak.
Selain itu, adanya wacana pemerintah bakal memberlakukan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% di 2024 juga berpeluang mendorong pendapatan negara. "Ini juga akan ikut membantu dari sisi penerimaan dan pada muaranya akan membantu pemerintah dalam mencapai target defisit yang disampaikan," pungkas Yusuf. (OL-4)
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Pada moda kereta api, diskon yang diberikan sebesar 30% untuk sebanyak 3.522.464 tempat duduk atau sebesar Rp300 miliar. Untuk angkutan udara PPN ditanggung pemerintah
advokat yang tergabung dalam Tim Advokat Penegak Hukum Anti Premanisme (Tumpas) melakukan audiensi dengan Polri
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Situasi global yang masih dan kian tak menentu patut diwaspadai. Perkembangan dari ekonomi dunia dan konflik Timur Tengah Iran vs Israel dinilai dapat memberi dampak ke perekonomian Indonesia.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan defisit sebesar Rp21 triliun, setara 0,09% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Mei 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved