Jumat 17 Februari 2023, 10:01 WIB

Rupiah Melemah Tertekan Persepsi The Fed akan Naikkan Suku Bunga

Mediaindonesia.com | Ekonomi
Rupiah Melemah Tertekan Persepsi The Fed akan Naikkan Suku Bunga

MI/Usman Iskandar.
Seorang petugas tengah menata tumpukan uang miliaran rupiah di ruang cash centre Bank BNI Jakarta.

 

NILAI tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Jumat (17/2) melemah usai rilis data inflasi produsen Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah pada Jumat pagi dibuka turun 30 poin atau 0,19% ke posisi 15.189 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.159 per dolar AS.

"Rilis data AS semalam yaitu data inflasi produsen AS pada Januari yang naik melebihi ekspektasi pasar dan data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang baik," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat. Rilis serangkaian data ekonomi terbaru AS tersebut mendorong persepsi bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan mempertahankan kebijakan pengetatan moneter untuk jangka waktu yang lebih lama dan membuka peluang penaikan suku bunga acuan lagi. 

"Faktor itu memicu penguatan dolar AS pascarilis data dan pagi ini terlihat dolar AS juga menguat terhadap mata uang Asia," ujarnya. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (16/2/2023) bahwa indeks harga produsen negara itu, ukuran inflasi dari sudut pandang industri dan bisnis, melonjak 0,7% pada Januari. Ini kenaikan terbesar sejak Juni lalu dan jauh di atas konsensus 0,4%. 

Laporan terpisah oleh Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 1.000 menjadi 194.000 untuk pekan yang berakhir 11 Februari. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan bahwa klaim baru akan berjumlah 200.000.

Karena sentimen eksternal tersebut, rupiah berpeluang tertekan terhadap dolar AS ke arah 15.220 per dolar AS dengan potensi tertahan di sekitar 15.150 per dolar AS. Di sisi lain, Ariston mengatakan optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan mungkin masih bisa menahan pelemahan rupiah.

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 cenderung tumbuh lebih tinggi atau bias ke atas dalam kisaran 4,5%-5,3%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan tetap kuat dan berpotensi lebih tinggi didorong kenaikan ekspor dan semakin membaiknya permintaan domestik khususnya konsumsi swasta. 

Kinerja ekspor berpotensi akan lebih tinggi dari prakiraan semula didorong oleh pengaruh positif perbaikan ekonomi Tiongkok. Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh tinggi dipengaruhi keyakinan pelaku ekonomi yang meningkat dan kenaikan mobilitas masyarakat pascapencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pada Kamis (16/2), kurs rupiah ditutup menguat 47 poin atau 0,31% ke posisi 15.159 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.206 per dolar AS. (Ant/OL-14)

Baca Juga

Ist/DPR

Legislator Minta Komitmen Pemerintah Rampungkan RUU EBET

👤Media Indonesia 🕔Kamis 01 Juni 2023, 11:56 WIB
Anggota DPR RI Abdul Kadir Karding meminta komitmen pemerintah untuk menyelesaikan pembahasan RUU EBET (Energi baru, Energi...
Ist

Stockbit dan Fullerton Bermitra Tawarkan Solusi Investasi di Indonesia

👤Media Indoneia 🕔Kamis 01 Juni 2023, 11:44 WIB
Stockbit dan Fullerton telah merampungkan akuisisi terhadap PT Ayers Asia Asset Management, perusahaan manajemen aset Indonesia yang...
MI/Agus Utantoro

KAI akan Tambah Kereta Panoramic dan Luxury

👤Andhika Prasetyo 🕔Kamis 01 Juni 2023, 11:40 WIB
PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana memperbanyak rangkaian kereta Panoramic dan kelas Luxury pada tahun...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya