Jumat 10 Februari 2023, 20:34 WIB

Presiden Ungkapkan Operasional Pabrik Pupuk di Aceh Terkendala Gas

Indriyani Astuti | Ekonomi
Presiden Ungkapkan Operasional Pabrik Pupuk di Aceh Terkendala Gas

ANTARA
Ilustrasi.

 

PRESIDEN Joko Widodo meresmikan pabrik NPK PT Pupuk Iskandar Muda, di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Jumat (10/2). NPK adalah pupuk yang memilik kandungan tiga unsur hara makro, yaitu Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K). Pabrik tersebut, ujar presiden, sudah lama berhenti beroperasi antara lain terkendala pasokan gas. Selain PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM), Jokowi mengatakan pabrik lainnya yang berhenti beroperasi adalah Aceh Asean Fertilizer (AFF). 

"Ini sudah sejak 2005 pak. Problemnya gas. Apakah kita kalau enggak cukup gas kita dari dalam negeri, apakah enggak bisa kita impor agar pabriknya ini jalan. Saya enggak tau, berpuluh tahun kita diamkan aja aset sebesar ini," tutur presiden saat menyampaikan sambutan dalam acara peresmian tersebut. 

Baca juga: Pengamat Berharap Utamakan Proses Dialog untuk Papua

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ditugaskan untuk memastikan kedua pabrik itu dapat beroperasi kembali. Kehadiran pabrik pupuk, menurut presiden sangat dibutuhkan di tengah tingginya harga pangan dunia dan kebutuhan pupuk dalam negeri belum tercukupi. 

"Kebutuhan pupuk di Indonesia ini 13,5 juta ton. Terpenuhi 3,5 juta ton. Dan itu saya rasakan akhir-akhir ini setiap saya ke desa, setiap saya masuk ke sawah ketemu petani selalu yg disampaikan adalah ‘pak pupuk ga ada, pak pupuk harga tinggi’," papar presiden.

Di samping itu, presiden juga menjelaskan bahwa harga pangan di banyak negara melonjak akibat perubahan iklim serta dipengaruhi konflik Rusia dan Ukraina. Ukraina dan Rusia dikenal sebagai negara produsen pupuk terbesar. Oleh karena itu, hampir semua negara kesulitan.

"Itu mengguncangkan sisi pertanian hampir semua negara. Produksi produksivitas menjadi turun akhirnya outputnya berkurang, harga (pangan) menjadi naik," tutur presiden. 

Presiden menginginkan agar PT. PIM lebih dahulu beroperasi. Pasalnya sudah ada investasi yang dikucurkan sebesar Rp 1,7 triliun untuk industri NPK tersebut serta sarana pendukung seperti pelabuhan di sekitarnya.

"Jalan dulu, satu enggak apa-apa. PIM 1 PIM 2 jalanin, kebutuhan gas dicarikan," tutur presiden. 

Ia menargetkan PT. PIM 1 dan 2 dapat memproduksi sekitar 1,14 juta ton pupuk sehingga keluhan para petani mengenai kelangkaan pupuk dapat teratasi. Selebihnya hasil produksi menurut presiden bisa dialihkan untuk ekspor. 

"Kalau harga gas sekarang masih mahal, ya karena memang semua harga energi sekarang ini mahal. Tapi suatu saat begitu harga turun mestinya urusan gas ini bisa kita selesaikan dengan baik," tuturnya. (OL-6)

Baca Juga

Antara/Aditya Pradana Putra

Transisi Ke Kendaraan Listrik Berpotensi Tekan Emisi 6,9 juta ton CO2

👤Media Indonesia 🕔Senin 05 Juni 2023, 22:12 WIB
Kepala Staf Kepresidenen, Moeldoko, menyampaikan transisi ke kendaraan listrik dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) secara...
MI/Lina Herlina

DPR Desak Pemerintah Segera Akuisisi Vale Indonesia

👤Media Indonesia 🕔Senin 05 Juni 2023, 21:46 WIB
divestasi 51% saham Vale Indonesia akan menjadi catatan sejarah di era Jokowi karena berhasil ‘membawa pulang’ nikel tanah...
Dok. Citicon Indonesia

Dukung Percepatan Pembangunan Nasional, Citicon Indonesia Bangun Plant ke-5 di Demak

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Senin 05 Juni 2023, 21:41 WIB
Produk unggulan Citicon Indonesia adalah Bata Ringan Citicon dan Panel Lantai Citicon yang aktif bergerak mendukung sistem konstruksi...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya