Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PADA triwulan IV 2022, kinerja penjualan eceran tercatat melambat. Indeks Penjualan Eceran triwulan IV 2022 tumbuh 1,9% (yoy), atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,2% (yoy).
Perlambatan disebabkan oleh perlambatan subkelompok sandang (18,4%, yoy), barang budaya dan rekreasi (5,9%, yoy) serta makanan, minuman dan tembakau (4,4%, yoy), sementara penurunan utamanya terjadi pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor serta suku cadang dan aksesori sebesar -5,2% (yoy) dan -7,6% (yoy) setelah periode sebelumnya masih tumbuh positif.
Secara spasial, pada Desember 2022, penjualan eceran secara tahunan masih tercatat meningkat pada sebagian besar kota yang disurvei, utamanya di Medan, Manado, dan Bandung masing-masing sebesar 30,2% (yoy), 12,6% (yoy), dan 0,1% (yoy).
Baca juga: IHSG Berpeluang Terkoreksi Dipengaruhi Penjualan Ritel Desember
“Di sisi lain, kota-kota yang tercatat melambat yaitu Banjarmasin (26,2%, yoy), sementara Surabaya dan Semarang (termasuk Purwokerto) tercatat turun dan berada dalam fase kontraksi masing-masing sebesar -2,6% (yoy) dan -20,2% (yoy),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Kamis (9/2).
Secara bulanan, penjualan eceran tercatat meningkat di mayoritas kota, utamanya di Manado (27,8%, mtm), Bandung (11,8%, mtm), dan Medan (12, 1 %, mtm), Makassar (5,9%, mtm), disusul oleh Jakarta (5,4%, mtm) dan Denpasar (2,1%, mtm).
Pada Januari 2023, penjualan eceran diprakirakan tumbuh meningkat secara tahunan pada sebagian kota cakupan survey, utamanya di Manado (41,3%, yoy), Medan (41,5%, yoy), dan Surabaya (0,6%, yoy), Makassar dan Denpasar yang masing-masing dari 12,8% (yoy) dan 8,8% (yoy) pada Desember 2023, menjadi 13,3% (yoy) dan 9,8% (yoy) pada Januari 2023).
Secara bulanan, penjualan eceran mayoritas kota tercatat melambat dengan penurunan terdalam di Manado (-15%, mtm), dikuti oleh Makassar (-3,2%, mtm) dan Bandung (-2,8%, mtm) yang berbalik dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya.
Perlambatan penjualan eceran juga terjadi pada Kota Medan, Jakarta, dan Denpasar yang masing-masing tumbuh sebesar 2% (mtm), 0,7% (mtm), dan 1, 1% (mtm), melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 12,1% (mtm), 5,4% (mtm) dan 2,1% (mtm).
Baca juga: Indef Sebut Daya Beli Masyarakat Indonesia Rendah
Prakiraan Penjualan ke Depan
Responden memprakirakan penjualan eceran pada Maret 2023 (3 bulan yang akan datang) meningkat dan kemudian menurun pada Juni 2023 (6 bulan yang akan datang). Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Maret 2023 tercatat 139,6 atau meningkat dibandingkan prakiraan pada bulan sebelumnya (124,7), yang didukung peningkatan daya beli masyarakat pada Ramadan.
Sementara itu, penjualan eceran pada Juni 2023 diprakirakan menurun yang terindikasi dari IEP 6 bulan sebesar 140,2, lebih rendah dari 153,9 pada bulan sebelumnya. Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Maret (3 bulan yad) diprakirakan meningkat dan Juni 2023 (6 bulan yad) diprakirakan menurun sejalan dengan IEP.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 139,1, meningkat dari 134,6 pada bulan sebelumnya, didorong kenaikan harga pada bulan Ramadan. Sementara itu, IEH Juni 2023 tercatat 138,3, sedikit turn dari bulan sebelumnya sebesar 140,2.(OL-11)
Berlangsung selama tiga hari, Kamis-Minggu (21-24/8), transaksi berhasil menembus pasar Internasional. Total transaksi mencapai Rp1,4 miliar.
Karena SRBI yang beredar berkurang, otomatis dana di pasar uang dan perbankan menjadi lebih banyak tersedia atau longgar.
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
PENURUNAN suku bunga kredit perbankan tercatat masih berjalan lambat setelah suku bunga acuan (BI-Rate) dipangkas sebesar 100 basis poin (bps) sejak September 2024.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved