MENKO Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja di beberapa negara kawasan Afrika. Di antaranya, Republic of Kenya, Republic Demokratik Kongo (RDK) dan Zimbabwe.
Agenda kunjungan kerja pada 20-24 Januari 2023 untuk membahas beberapa isu strategis. Seperti, energi baru terbarukan (EBT), pertambangan, infrastruktur, kehutanan dan digitalisasi.
Pada kunjungan pertama, Luhut bertemu Presiden Kenya William Samoei Ruto. Mereka mendiskusikan industri pertambangan berkelanjutan. Kedua, terkait pengembangan infrastruktur green and smart port atau pelabuhan hijau dan pintar.
“Saya akan menugaskan Direktur Utama Otoritas Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk membahas detail dengan Otoritas Pelabuhan Mombasa di Kenya tentang kerja sama pelabuhan di Indonesia," ungkap Luhut dalam keterangannya, Kamis (26/1).
Baca juga: Eksportir Dorong Pengaturan DHE Dibuat Menjadi Menarik
Terkait tawaran investasi EBT, Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 pada 2022, dianggap memiliki komitmen kuat pada percepatan transisi energi. Dalam hal ini, menyatukan negara maju dan berkembang untuk mendukung pembangunan hijau dan pertumbuhan ekonomi.
"Hal ini agar dapat mempercepat transisi energi yang bersih, berkelanjutan, adil, terjangkau dan inklusif,” sambungnya.
Lalu pada Senin (23/1), saat melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri RDK, Jean-Michael Sama Lukonde Kyenge, Luhut menyampaikan empat isu strategis. Rinciannya, kerja sama terkait hutan tropis berkelanjutan dan aksi iklim, percepatan energi terbarukan, industri pertambangan yang berkelanjutan, hingga pengembangan infrastruktur.
Baca juga: Luhut: Kerja Sama RI dengan Tesla Masih Bersifat Tertutup
Di samping itu, Luhut juga menindaklanjuti penandatangan pernyataan bersama tiga negara, yaitu Indonesia, Brasil dan Kongo, di Bali pada 2022. Menurutnya, ketiga negara setuju untuk memprakarsai The Forest Climate Initiative dan akan berkolaborasi dengan negara lain seperti The Forest and Climate Leaders Partnership.
“RDK dan Brazil akan mengundang negara-negara Afrika dan Amerika Latin untuk bergabung dalam prakarsa tersebut,” jelas Luhut.
Pihaknya percaya bahwa kerja sama terkait ketahanan pangan, ekowisata, agroforestri, dan jasa lingkungan seperti penangkapan karbon atau kredit karbon akan memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat di ketiga negara ini,
“Indonesia dan RDK dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam implementasi penetapan harga karbon,” tambahnya.
Baca juga: Realisasi Investasi 2022 Tertinggi Sepanjang Sejarah
Selanjutnya, Luhut beserta rombongan mengunjungi Zimbabwe pada Selasa (24/1). Dia bertemu dengan Presiden Republik Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa dan mendiskusikan lima isu strategis untuk memperkuat kerja sama ekonomi.
Di antaranya, industri pertambangan berkelanjutan dan transisi energi, bidang kesehatan, pengembangan infrastruktur transportasi, kerja sama hutan lestari dan ekonomi digital.
Terkait pembangunan infrastruktur transportasi pemerintah Indonesia ingin mengusulkan kerangka kerja sama dalam bidang perkeretaapian.
"Baik pertukaran pengetahuan, teknologi, dan kerja sama kelembagaan termasuk peningkatan kapasitas, persinyalan dan sistem komunikasi di perkeretaapian," kata Luhut.(OL-11)