Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Citilink Rugi Rp56,3 Miliar Akibat Kontrak Pesawat

Insi Nantika Jelita
27/12/2022 22:15
Citilink Rugi Rp56,3 Miliar Akibat Kontrak Pesawat
Ilustrasi(Antara)

PT Citilink Indonesia yang merupakan anak usaha Garuda Indonesia mencatatkan rugi bersih sebesar US$3,6 juta atau sekitar Rp56,3 miliar hingga kuartal III 2022. Hal tersebut disampaikan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio dalam Public Expose Tahunan 2022 Garuda Indonesia di Jakarta, Selasa (27/12).

Ia menjelaskan, salah satu penyebab utama kerugian tersebut untuk pembayaran kontrak pesawat berbasis power by the hour atau kekuatan per jam di 2019 yang menguras pendapatan maskapai tersebut. Namun, untuk nilai pembayaran tidak disebutkan secara detail oleh Prasetio.

"Pada dasarnya cash flow operation kita sudah positif di Citilink ini, tapi kalau dilihat bottom line itu karena ada (pembayaran) power by the hour di cost kita. Ini merupakan kewajiban yang harus kita bayarkan," ungkapnya.

Hasil kinerja Citilink berbeda dengan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang membukukan laba bersih sebesar US$3,7 miliar atau setara Rp58 triliun hingga kuartal III 2022. Capaian itu meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang rugi US$1,6 miliar.

Untuk memulihkan kesehatan perusahaan, bisnis usaha Citilink akan diperbesar lebih dari Garuda untuk mendongkrak pendapatan. Rencana ini karena maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) tersebut dianggap banyak digemari konsumen di Tanah Air. Rata-rata tingkat okupansi keterisian pesawat Citilink dari Januari hingga Agustus 2022 mencapai 81,7%.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menambahkan, hingga 2023 total armada yang akan dioperasikan Garuda Grup sebanyak 120 pesawat.

"Ke depannya kita akan tumbuh kembangkan bisnis Citilink, karena domestik ini marketnya Citilink. Maskapai ini banyak disenangi publik," ujarnya.

Kendati demikian, Irfan menyatakan pihaknya mewaspadai ancaman resesi di tahun depan. Garuda Grup akan terus fokus pada pengembangan rute domestik dan selektif membuka rute luar negeri. Penumpang dari dalam negeri masih menjadi target utama pasar perseroan tersebut.

Tercatat, pertumbuhan penumpang Garuda Indonesia Group pada kuartal III 2022 mengalami peningkatan 61,11% menjadi 10.498.823 penumpang dibandingkan pergerakan penumpang hingga kuartal II di tahun yang sama dengan 6.516.555 penumpang.

"Kami akan banyak terbangkan ke domestik dan selektif terbangkan ke luar negeri. Kami sangat hati-hati melihat pertumbuhan data penerbangan dan jumlah penumpang. Apakah data pertumbuhan ini adalah data nyata atau banyak berisi revenge travel (wisata balas dendam)," pungkasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya