Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Isu Merger Garuda, Citilink, dan Pelita Air, Pengamat Penerbangan Alvin Lie Sarankan Aliansi

Media Indonesia
29/7/2025 11:42
Isu Merger Garuda, Citilink, dan Pelita Air, Pengamat Penerbangan Alvin Lie Sarankan Aliansi
Alvin Lie(Dok Ist)

ISU merger antara tiga maskapai milik negara, Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air, kembali mencuat dan memantik perhatian publik. Ketiga maskapai ini diketahui melayani segmen pasar yang berbeda, mulai dari full service, low-cost carrier, hingga layanan menengah. Rencana penggabungan ini pun memunculkan kekhawatiran akan hilangnya diferensiasi dan efektivitas pelayanan bagi penumpang.

Pengamat penerbangan nasional, Alvin Lie, secara tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap wacana merger maskapai pelat merah tersebut. “Sejak lama saya tidak mendukung ide merger maskapai BUMN. Jauh lebih baik jika tetap ada tiga maskapai yang berdiri dengan brand, karakter, dan segmen pasar masing-masing,” ungkap Alvin.

Menurutnya, dibandingkan penggabungan, pendekatan berbasis aliansi akan jauh lebih strategis. Ia mencontohkan model aliansi global seperti OneWorld, SkyTeam, dan Star Alliance, yang mampu menawarkan sinergi layanan tanpa harus menghilangkan identitas tiap maskapai. “Aliansi memberikan potensi pelayanan yang lebih baik, seperti koneksi penerbangan yang mulus (seamless connection), kemudahan connecting flight, hingga kolaborasi dalam pemasaran,” jelasnya.

Alvin menekankan bahwa masing-masing maskapai, Garuda Indonesia dengan layanan penuh, Citilink sebagai maskapai hemat, dan Pelita Air yang tengah tumbuh dengan pendekatan bernilai, memiliki positioning yang kuat dan karakter yang berbeda. Jika digabungkan menjadi satu entitas, ada risiko kehilangan fokus segmen dan potensi terjadinya tumpang tindih layanan yang justru merugikan.

“Positioning tiga maskapai BUMN ini perlu diatur agar tidak saling memakan pangsa pasar satu sama lain. Sebaliknya, harus saling melengkapi. Begitu juga dengan pengaturan rute dan jadwal penerbangan. Dalam struktur aliansi, tiga maskapai ini justru bisa menjadi kekuatan kolektif yang lebih tangguh dibanding hanya satu maskapai tunggal dalam menghadapi persaingan pasar,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Alvin Lie mengajak seluruh pihak untuk meninggalkan kepentingan sektoral dan ego kelembagaan, demi kepentingan industri aviasi nasional yang lebih besar. “Saat ini yang dibutuhkan adalah kebesaran jiwa untuk menyingkirkan ego dan menyatukan langkah. Tujuannya satu: membangun keunggulan maskapai BUMN dalam menghadapi kompetisi global.”

Dengan mempertahankan kekuatan masing-masing dan membentuk sinergi strategis, tiga maskapai ini dinilai dapat menjadi fondasi penting dalam menghubungkan Indonesia secara efisien dan berkelas di kancah internasional. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya