PERUSAHAAN Boeing bersama INACA menyelenggarakan seminar yang berfokus pada pemulihan dan perluasan jaringan penerbangan bertempat di Jakarta.
Seminar ini dihadiri para CEO dan direktur maskapai yang membidangi network, stakeholders aviasi, praktisi aviasi, serta akademisi.
Director of International Sales, Boeing Commercial Airplanes, Samir Belyamani, mengatakan sektor penerbangan Indonesia menyediakan peluang signifikan sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara.
Boeing pun merasa terhormat bisa bekerja sama dengan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) untuk memungkinkan adanya dialog di seluruh industri dengan berfokus pada pemulihan perjalanan udara dan perencanaan jaringan (network planning).
"Mengingat jumlah penumpang Indonesia yang diperkirakan akan melampaui kebutuhan masa pra-pandemi dalam beberapa tahun ke depan seiring pasar domestik regional yang terus tumbuh, sangatlah penting bagi industri penerbangan Indonesia untuk terus bekerja sama menciptakan kemajuan yang lebih baik lagi menuju pemulihan,” kata Samir Belyamani dalam sebuah keterangan tertulis, Rabu (7/12).
Tujuan dari seminar ini adalah untuk meningkatkan kapasitas penerbangan secara efektif dan efisien agar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
Baca juga: 4 Desember, Garuda Buka kembali Rute Seoul-Denpasar
Sementara dalam sambutannya, Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menyampaikan bahwa untuk menciptakan pemulihan industri penerbangan, Indonesia membutuhkan konektivitas transportasi yang terintegrasi untuk mendukung kelancaran mobilitas dan distribusi logistik, serta mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah.
“Untuk mencapai konektivitas dan akses lalu lintas udara yang prima, diperlukan penataan kembali Hub dan Sub Hub Domestik, termasuk hub internasional yang terintegrasi untuk mendukung kelancaran mobilitas dan distribusi logistik, serta mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah,” kata Denon yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Bidang Perhubungan Kantor Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
“Untuk mencapai konektivitas dan akses lalu lintas udara yang prima, diperlukan penataan kembali Hub dan Sub Hub Domestik, termasuk hub internasional,” kata Denon. (RO/OL-09)