Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pendapatan Premi Asuransi sampai Oktober Naik 1,81%

Fetry Wuryasti
06/12/2022 16:04
Pendapatan Premi Asuransi sampai Oktober Naik 1,81%
Petugas keamanan berjalan di depan berbagai logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta.(Antara/Dhemas Reviyanto.)

AKUMULASI pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari-Oktober 2022 mencapai Rp255,2 triliun. Ini berarti angkanya bertumbuh sebesar 1,81% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Ogi Prastomiyono mengatakan hal itu. Lebih rinci, akumulasi premi asuransi umum tumbuh sebesar 16,93% (yoy) mencapai Rp97,78 triliun per Oktober. Namun akumulasi premi asuransi jiwa terkontraksi sebesar -5,76% (yoy) dibanding periode sebelumnya dengan nilai sebesar Rp157,42 triliun.

Nilai outstanding piutang pembiayaan tumbuh 12,17% pada Oktober 2022 menjadi sebesar Rp402,6 triliun. Ini didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 31,6% (yoy) dan 23,7% (yoy).

Profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) tercatat turun menjadi sebesar 2,54% dari September 2022 sebesar 2,58%. Sedangkan sektor dana pensiun tercatat bertumbuh asetnya sebesar 4,2% (yoy) dengan nilai mencapai Rp338,71 triliun. Kinerja fintech peer-to-peer lending pada Oktober masih mencatatkan pertumbuhan dengan outstanding pembiayaan tumbuh 76,8% meningkat 0,56 triliun menjadi Rp 49,34 triliun. 

Tingkat risiko kredit secara agregat TWP 90 tercatat menurun menjadi 2,9% dari September 2022 sebesar 3,07%. "Namun demikian OJK mencermati tren kenaikan risiko kredit dan penurunan kinerja di beberapa fintech peer-to-peer lending," kata Ogi.

Permodalan di sektor IKNB terjaga dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan risk base capital (RBC) sebesar 464,24% dan 313,71%. "Meski RBC dalam tren yang menurun dan RBC beberapa perusahaan asuransi dimonitor ketat, tetapi secara agregat RBC industri asuransi masih berada di atas threshold sebesar 120%," kata Ogi. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya