Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ekosistem Bandara di Indonesia Perlu Diperkuat Infrastruktur Data Center

Mediaindonesia.com
30/11/2022 10:54
Ekosistem Bandara di Indonesia Perlu Diperkuat Infrastruktur Data Center
Dirut AP II Muhammad Awaluddin bersama Staf Khusus Menkominfo Prof Ahmad M Ramli(Dok.Ist)

President Director AP II Muhammad Awaluddin menyampaikan bahwa sejumlah bandara besar di dunia telah memiliki infrastruktur data center. 

Hal itu dikemukakannya saat membuka Seminar Nasional “APSD Tech Talk” dengan tema “Realizing an Excellent Business Performance in Airport Ecosystem: The Importance of Data Center” yang diselenggarakan   PT Angkasa Pura Sarana Digital (APSD) yang merupakan bagian dari Grup Angkasa Pura II   pada Selasa (29/11)

Seminar tersebut digelar untuk membahas pentingnya keberadaan infrastruktur data center (pusat data) di bandara yang dikelola AP II. Seperti diketahui, infrastruktur data center sendiri adalah fasilitas untuk penyimpanan, pengolahan dan sekaligus memastikan keamanan data. 

Turut hadir sebagai panelis,  Ketua Tim Pusat Data Nasional APTIKA Kominfo Agung Basuki, Ketua Bidang IIX dan Data Center Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) Syarif Lumintarjo, Pendiri IndoTelko Forum Doni Ismanto, dan CEO NeutraDC Andrew Th. A.F yang merupakan bagian dari Grup Telkom. 

“Bandara-bandara di negara lain telah mengembangkan data center untuk memastikan keandalan operasional teknologi dan informasi bagi seluruh stakeholder bandara, dan meminimalisir potensi-potensi gangguan terkait IT di suatu bandara. Kita tahu bahwa di era saat ini, data adalah hal yang sangat penting," kata Awaluddin. 

“Kita juga melihat seperti apa best practices global dalam pengembangan data center di bandara, semisal Dubai International airport, Istanbul International Airport, Beijing Daxing International Airport, dan Fukuoka Airport. Harapan kita, Bandara Soekarno-Hatta punya smart infrastructure yang salah satunya data center, dan tidak kalah bersaing dengan bandara-bandara besar lainnya,”  tambahnya.

Lebih lanjut, pembangunan data center juga harus mempertimbangkan berbagai aspek termasuk belanja modal dan pasar yang dituju, apakah data center sebatas hanya diperuntukkan untuk melayani stakeholder di bandara atau bisa juga untuk pihak lainnya. 

“Yang jelas, prospek di industri data akan sangat besar ke depan. AP II memiliki Angkasa Pura Sarana Digital yang diharapkan mampu menjadi key player dalam mendukung transformasi digital di bandara dan meraih potensi pasar data center,” tandasnya. 

Staf Khusus Menteri Kominfo Prof. Ahmad M. Ramli dalam keynote speech menyampaikan  bahwa prospek bisnis data center diperkirakan tumbuh rata-rata sekitar 20% per tahun. 

“Dari referensi dan praktik di lapangan, maka pertumbuhan rata-rata sekitar 20% per tahun,” ujar Prof  Ramli.

Lebih lanjut ia  menuturkan penyedia data center harus memperhatikan 6 hal yakni kualitas layanan (quality of service), perlindungan data (data protection), keamanan (security), kapasitas (capacity), efisiensi (efficiency), serta kepatuhan terhadap regulasi (compliance). 

Di tempat yang sama, Plt. Direktur Utama APSD Ferdian Agustiana mengatakan pembangunan infrastruktur data center di Bandara Soekarno-Hatta tengah menjadi rencana serius. 

“Bandara sebagai ruang publik juga harus memanfaatkan media digital untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan, kami melihat kehadiran data center dapat menjadi solusi yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan digital di ruang publik dan memperkuat implementasi smart airport,” ujar Ferdian Agustiana. 

Ferdian Agustiana menuturkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta diharapkan dapat menjadi role model dalam realisasi smart airport yang diperkuat dengan adanya infrastruktur data center. 

Adapun saat ini telah dipetakan lokasi yang tepat untuk pembangunan data center di dalam kawasan Bandara Soekarno-Hatta. 

Sementara itu, para panelis menuturkan bahwa pembangunan data center juga harus memperhatikan keberlanjutan (sustainability).

“Sustainability bukan hanya power (energi untuk data center), tapi ada tiga hal. Pertama, melakukan dekarbonisasi dimana kami untuk power di office kami menggunakan solar panel, lalu zero water di mana sebisa mungkin tidak ada pemborosan air (dalam operasional data center), dan ketiga adalah zero waste,” ujar CEO NeutraDC Andrew Th. A.F. 

NeutraDC sendiri adalah anak usaha Telkom yang melayani bisnis data center dengan kategori hyperscale. 

Seminar hari ini adalah seri pertama dari tiga seri yang direncanakan, untuk mendalami pentingnya keberadaan data center bagi Grup Angkasa Pura II dan ekosistem kebandarudaraan nasional. (RO/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya