Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Aksi Beli Investor Asing Kuatkan IHSG

Mediaindonesia.com
04/10/2022 19:05
Aksi Beli Investor Asing Kuatkan IHSG
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022).(Antara/Muhammad Adimaja.)

INDEKS Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (4/10) sore ditutup menguat seiring aksi beli investor asing. IHSG ditutup menguat 62,54 poin atau 0,89% ke posisi 7.072,26. Kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 8,27 poin atau 0,82% ke posisi 1.014,65.

"Indeks saham di Asia sore ini ditutup naik seiring dengan semakin kuatnya spekulasi bahwa gelombang pengetatan kebijakan moneter global akan segera berakhir," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Selasa. Spekulasi tersebut muncul usai bank sentral Australia (RBA) menaikkan suku bunga dengan laju yang lebih kecil dari ekspektasi pasar.

RBA menaikkan suku bunga acuan cash rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,6%. Ini lebih rendah dari estimasi kenaikan suku bunga 50 bps. Itu penaikan suku bunga keenam kali secara beruntun oleh RBA dalam usahanya mengendalikan inflasi.

Sebelumnya, RBA sudah empat kali menaikkan suku bunga sebesar 50 bps dan satu penaikan suku bunga sebesar 25 bps di Mei. RBA memutuskan memperlambat laju pengetatan kebijakan moneter karena suku bunga cash rate dinilai sudah naik terlalu tinggi dalam waktu yang singkat.

RBA juga sadar bahwa beban utang rumah tangga di Australia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Ditambah lagi, popularitas suku bunga KPR yang mengambang di Australia. Akibatnya, setiap penaikan suku bunga acuan yang drastis akan memberi pukulan berat bagi ekonomi Australia. Otoritas moneter Australia meramalkan tingkat inflasi akan mencapai puncaknya di level 8% sebelum bergerak turun menjadi 4% pada tahun depan dan sekitar 3% pada 2024.

Data ISM Manufacturing Index AS yang dirilis semalam juga memberi harapan bahwa bank sentral AS The Federal Reserve akan memperlambat pengetatan kebijakan moneter karena penaikan suku bunga yang secara kumulatif mencapai 3% sudah mulai berdampak pada ekonomi AS. 

Dibuka menguat, IHSG menghabiskan waktu di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah berada di teritori positif sampai penutupan bursa saham.   

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor meningkat yaitu energi naik paling tinggi sekitar 3,18% diikuti transportasi & logistik dan barang baku masing-masing 2,17% dan 2%. Sedangkan dua sektor terkoreksi yaitu teknologi dan kesehatan masing-masing sebesar minus 0,25% dan minus 0,17%.

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu IPPE, BRMS, HDIT, PCAR, dan BABP. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BKDP, WIRG, KIOS, BAPA, dan COAL.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy di seluruh pasar sebesar Rp604,9 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp447,57 miliar. 

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.314.129 kali transaksi. Jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,76 miliar lembar senilai Rp13,42 triliun. Nilai 373 saham naik, 167 saham menurun, dan 156 tidak bergerak. Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 776,42 poin atau 2,96% ke 26.992,21 dan indeks Straits Times meningkat 31,81 poin atau 1,02% ke 3.138,9. Sedangkan bursa saham Tiongkok dan Hong Kong libur. (Ant/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya