Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sukses Petani Milenial Kembangkan Emas Hijau

Mediaindonesia.com
22/9/2022 20:39
 Sukses Petani Milenial Kembangkan Emas Hijau
Kelompok Tani Riady Vanilla & Abdullah sejak 2017 sudah menggeluti vanili hingga kini.(DOK Pribadi.)

KELOMPOK Tani Riady Vanilla & Abdullah sejak 2017 sudah menggeluti vanili hingga kini. Komoditas vanili jika dijalankan dengan ketekunan dan kesabaran bisa menjadi sumber yang berharga dan sangat menghasilkan. 

Vanili memiliki potensi besar, menurut petani milenial bernama Riady, karena budi dayanya sangat terbatas yaitu hanya dapat dilakukan di negara dengan iklim tertentu seperti Indonesia. Ini membuat vanili minim kompetitor dan perang harga. Apalagi dengan proses pascapanen yang tepat dapat memberikan keuntungan jauh lebih tinggi. "Salah satu motivasi saya mengembangkan vanili karena sebagai rempah termahal (disebut emas hijau) setelah Safron membuat harga vanili internasional terutama dalam bentuk kering sangat stabil," ujar pimpinan kelompok tani itu.

Riady berbagi kisahnya dalam mengembangkan vanili. Ia bersama mitra, Abdullah, sudah dapat merasakan harga vanili yang baik walau dengan trial dan error pascapanen yang cukup panjang. 

"Kami sudah pernah menjual ke hotel bintang lima di Jakarta, kafe dan bakery, serta luar negeri seperti Singapura, Jepang, Thailand, AS, Belanda sebanyak 50 kg. Selain itu, kami pernah dipanggil liputan dan podcast untuk Majalah Bareca (Bakery Resto Cafe) membahas vanili dan rempah dalam industri kuliner sebagai petani vanili dan chef, karena sebelumnya saya berprofesi sebagai chef," jelasnya. "Berharap ke depan hasil vanili dapat lebih berkualitas dan citra vanili Indonesia semakin baik di pasar dunia serta petani vanili semakin sejahtera."

Kementerian Pertanian terus berupaya mendorong dan memotivasi agar generasi muda atau milenial berminat menggeluti bidang perkebunan. Sudah saatnya menggenjot regenerasi pekebun karena kebutuhan subsektor perkebunan kian diminati pasar dunia.

Pada kesempatan yang berbeda, Dirjen Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah mengatakan bahwa potensi vanili atau emas hijau perkebunan Indonesia cukup besar dan tentu perlu memperhatikan positioning atau strategi pasar yang tepat. Diketahui bahwa saat ini harga vanili basah kisaran Rp200 ribu-Rp300 ribu per kg, sedangkan vanili kering kualitas biasa/asalan mencapai Rp1 juta-Rp3 juta per kg tergantung mutu grading, apalagi kualitas ekspor bisa di atas Rp5 juta-Rp7 juta per kg.

Perlu strategi pasar yang kuat, lanjut Andi Nur, salah satunya memperhatikan mutu dan kemasan produk agar dapat bersaing di pasar global. Selain itu diperkuat dan diarahkan melalui e-commerce atau digital marketing platform. Diharapkan vanili dapat dikembangkan secara luas dan pekebun semakin sejahtera. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya