Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Industri Batu Bara Topang Ketahanan Energi dan Perekonomian Nasional

Ihfa Firdausya
18/9/2022 07:00

INDUSTRI batu bara berperan besar dalam menopang sektor energi, terutama listrik di Tanah Air. Dalam pemulihan pascapandemi, Indonesia beruntung tidak sampai mengalami krisis listrik seperti di­alami banyak negara dunia.

Hal ini tidak lepas dari dukungan dan komitmen perusahaan batu bara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga pembangkit listrik terus dapat beroperasi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan serapan batu bara mengalami lonjakan signifikan untuk kebutuhan sektor kelistrikan dari 2015 hingga 2021.

“Konsumsi listrik batu bara untuk kelistrikan mengalami kenaikan 60%, sementara nonkelistrikan mengalami kenaikan 52%,” ungkap Arifin saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Arifin menguraikan rencana volume kontrak untuk kelistrikan pada 2022 sebesar 144,1 juta ton dengan volume alokasi 122,5 juta ton. Hingga Juli 2022, realisasi pemenuhan batu bara untuk kelistrikan ialah sebesar 72,9 juta ton.

Berdasarkan data rencana kebutuhan batu bara dari Kementerian ESDM, kebutuhan batu bara pada 2022 adalah sebesar 188,9 juta ton. Sementara untuk 2023 sebesar 195,9 juta ton, 2024 tembus di angka 209,9 juta ton, dan 2025 sebesar 197,9 juta ton.

Hingga 2025 tersebut, sektor listrik atau PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih menjadi yang terbesar sebagai pengguna batu bara dalam negeri. Dengan masing-masing kebutuhan, yakni pada 2022 sebesar 119 juta ton, 2023 sebesar 126 juta ton, 2024 sebesar 140 juta ton, dan 2025 mencapai 128 juta ton.

Tidak hanya menopang energi dalam negeri, batu bara asal Indonesia juga turut berperan menopang energi dunia dengan pengiriman ke belahan negeri lainnya. 

Saat ini, Indonesia sangat gencar melakukan ekspor dari sektor tambang mineral batu bara. Pada 2022, angka ekspor batu bara Indonesia mencapai 435 juta ton dan menjadikan Indonesia sebagai peringkat pertama produsen batu bara dunia.

DMO mendekati 100%

Sebagai informasi, harga batu bara terus melesat hingga menembus level US$463 per ton pada awal pekan kedua September 2022. Lonjakan harga bahkan sudah mencapai 160% dalam setahun terakhir.

Meski harga di pasar global menjulang tinggi, perusahaan batu bara tetap mematuhi kewajiban pasok untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) sebesar 25% dari rencana produksi dengan harga yang ditetapkan pemerintah sebesar US$70 per metrik ton.

Meski jauh di bawah harga ekspor saat ini, Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyatakan tingkat kepatuhan per­usahaan batu bara terhadap DMO sejauh ini mendekati 100%.

Dirjen Minerba menyatakan sampai akhir Agustus 2022, realisasi penerimaan negara dari batu bara sudah mencapai Rp91,47 triliun atau lebih dari dua kali lipat target tahun ini sebesar Rp42,36 triliun. Ridwan optimistis kontribusi batu bara terhadap perekonomian nasional tahun ini bisa mencapai 5%-6% terhadap produk domestik bruto (PDB) jika dibandingkan 2021 sebesar 4%-5%.

“Karena kontribusi batu bara bagi perekonomian nasional secara keseluruhan cukup signifikan, kami berharap tidak serta-merta menghentikan penggunaan batu bara, tetapi kami mendukung, dana yang dihasilkan dari penggunaan batu bara ini digunakan untuk mendukung program-program energi yang lain,” kata Ridwan dalam program Zona Bisnis Metro TV, belum lama ini.

“Misalnya, baru-baru ini dalam beberapa diskusi disebutkan beberapa perusahaan batu bara berkontribusi pada penggunaan panel surya atau beberapa perusahaan batu bara juga mendukung program-program kendaraan bermotor listrik,” tambahnya.

Perekonomian daerah

Selain berkontribusi besar terhadap penerimaan negara, industri batu bara juga turut menopang perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja, antara lain seperti dilakukan Media Djaya Bersama (MDB) Group melalui anak perusahaannya PT Mifa Bersaudara (MIFA) dan PT Bara Energi Lestari (BEL).

Perusahaan batu bara yang mengimplementasikan standar operasional tambang berwawasan lingkungan ini juga menjadi referensi investor lain yang ingin masuk ke Aceh.

Direktur Utama PT MDB Irsan Sosiawan Gading mengatakan daerah akan mendapatkan manfaat dari produksi batu bara MDB melalui pendapatan asli daerah (PAD).

“Dengan harga yang juga baik, produksi kita terus meningkat, pendapatan daerah dari PAD itu pun besar,” katanya.

“Unsur pajak pun didapat oleh daerah dan negara. Itu juga bisa membantu pertumbuhan ekonomi daerah, terutama di daerah penghasil batu bara yang dikelola MDB Group,” tambah Irsan.

Selama satu dekade menjalankan operasi produksi di Aceh, MDB Group berkontribusi besar untuk negara dan masyarakat. Di antaranya melalui royalti, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), pajak, program corporate social responsibility (CSR), hingga penyerapan tenaga kerja lokal.

Menurut Komisaris PT Mifa Bersaudara Slamet Haryadi, melalui kehadiran MDB Group di Aceh, pihaknya ingin terus berkontribusi pada pengembangan daerah, khususnya pembangunan daerah dan penyerapan tenaga kerja.

“Penyerapan tenaga kerja terus-menerus kami lakukan dan sekarang kami sudah mendekati hampir 76% (pekerja) itu putra-putri Aceh sehingga dari sisi bisnis pun juga bagus,” ujarnya.

Direktur PT MDB Hans Manoe menegaskan kontribusi MDB bagi masyarakat mengacu pada konsep triple P bottom line, yakni people, planet, and profit. “Jadi, kita enggak hanya mencari profit, tapi justru yang utama ialah bagaimana kita satisfy people, selanjutnya profit akan mengikuti,” tutur Hans.

Sebagai informasi, PT Mifa Bersaudara memiliki luas wilayah konsesi 3.134 hektare dengan sumber daya batu bara 383 juta ton. Sementara PT Bara Energi Lestari memiliki luas wilayah konsesi seluas 1.495 hektare dengan sumber daya batu bara 72 juta ton.

Area operasional kedua izin usaha pertambangan (IUP) ini berada di ujung barat laut Sumatra yang membuatnya sangat strategis untuk pangsa pasar di kawasan India dan sekitar kawasan teluk Thailand atau pesisir Asia Tenggara. Dengan begitu, MDB Group memiliki keunggulan kompetitif yang cukup tinggi untuk bersaing di pasar ekspor. (Ifa/S3-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik