Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ketika Delegasi G20 Diperankan Mahasiswa

Despian Nurhidayat
16/9/2022 07:15
Ketika Delegasi G20 Diperankan Mahasiswa
Para mahasiswa berperan sebagai delegasi G20.(Dok.Ist)

Semangat Presidensi G20 Indonesia tak boleh hanya berhenti di para delegasi yang ikut dalam berebagai pertemuan. Para anak muda juga tentu harus merasakan gelora Presidensi G20 Indonesia.

Hal inilah yang coba dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) bersama FPCI (Foreign Policy Community of Indonesia) dengan melakukan simulasi pertemuan High Level Meeting G20 Finance Track, yaitu Finance Minister and Central Bank Governoors Meeting pada hari ini, Kamis (15/9).

Di dalam ruangan auditiorium Hotel Sari Pacifific Jakarta yang disulap menjadi pertemuan G20, 38 mahasiswa berkumpul untuk menjadi perwakilan atau delegasi dari masing-masing negara anggota G20.

38 mahasiswa tersebut pun dibagi menjadi 19 tim. Di dalam satu tim tersebut terdiri dari dua orang yang bertindak sebagai chair dan co-chair yang menjadi delegasi tiap negara anggota G20 dalam pertemuan ini.

Para mahasiswa tersebut tentu sudah mempersiapkan diri dengan matang. Tak hanya fasih berbahasa inggris, para mahasiswa itu juga terlihat sangat menguasai materi yang dibawakan. Mereka terlihat layaknya delegasi yang mewakili keresahan tiap negara anggota G20.

Salah satu tim yang berperan sebagai delegasi Amerika Serikat misalnya. Huspidiatul Anwar yang merupakan mahasiswa dari Universitas Brawijaya dan Rafliansyah yang merupakan mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani menjelaskan gejolak inflasi dan langkah bank sentral dalam hal ini The Fed dalam menaikkan suku bunga secara masif.

"Kami menyadari bahwa langkah yang kami lakukan ini akan mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Namun, untuk mengatasi permasalahan, harus ada hal yang dikorbankan," kata Anwar.

Lain halnya dengan delegasi Rusia yang diperankan oleh Quinta yang merupakan mahasiswi dari Universitas Indonesia dan Hans Sebastian, mahasiswa asal Universitas Nasional Singapura.

Kedua mahasiswa tersebut menyadari bahwa konflik Rusia dan Ukraina merupakan hal yang tidak patut untuk diperbincangkan dalam pertemuan kali ini. Hal yang mereka bahas justru terkait kenaikan harga pangan dan energi.

"Kita semua perlu segera menyikapi dan mencari jalan keluar terhadap kenaikan harga pangan dan energi," tegas Hans Sebastian.

Perlu diketahui, selain para mahasiswa di atas, para mahasiswa tersebut juga ada yang berasal IPB University, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pelita Harapan, Universitas Hassanudin, Universitas 11 Maret, Universitas Islam Indonesia dan lainnya.

19 tim yang terdiri dari 38 mahasiswa tersebut melakukan simulasi sebagai delegasi dari negara anggota G20 yakni Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Tiongkok, Uni Eropa, Prancis, Italia, Jerman, India, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat. (Des/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya