Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PT Vivo Energy Indonesia membenarkan ada perubahan harga pada penjualan bahan bakar minyak (BBM) Revvo 89 yang dipatok lebih tinggi dibanding BBM jenis pertalite dari Pertamina. Saat ini, BBM Vivo dengan kadar oktan RON 89 dipatok Rp10.900 per liter liter. Sedangkan, harga pertalite Rp10 ribu per liter.
"Perubahan harga adalah keputusan komersial untuk mematuhi regulasi dan perubahan pasar," ungkap manajemen Vivo Energy Indonesia dalam rilis resmi, Selasa (6/9).
Penjualan Revvo 89 menyita perhatian publik karena sempat menjual lebih murah saat diumumkan harga BBM subsidi naik oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu, (3/9). Saat itu BBM Revvo 89 dijual dengan harga Rp8.900 per liter.
Dari sisi eksternal, Vivo Energy Indonesia mengatakan alasan kenaikan harga BBM ditengarai kondisi internasional saat ini telah bergejolak belakangan akibat perang Rusia-Ukraina.
"Harga jual ditentukan oleh harga BBM internasional serta peraturan lokal tentang formula harga jual maksimum," sebutnya.
Sedangkan, dari internal, dengan adanya keputusan pemerintah Indonesia untuk menghapus penjualan BBM beroktan rendah pada 31 Desember 2022, maka perusahaan itu mengaku mengikuti kebijakan tersebut.
"Vivo Energy Indonesia mematuhi kebijakan pemerintah dan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghabiskan persediaan Revvo 89 kami pada akhir tahun ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku tidak melakukan intervensi terhadap penetapan harga Jenis Bahan Bakar Minyak Umum (JBU) milik swasta. Kementerian itu menetapkan Harga Jual Eceran (HJE) Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan. Sedangkan, HJE Jenis BBM Umum dihitung dan ditetapkan oleh badan usaha.
"Tidak ada pelarangan," Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih kepada Media Indonesia, Senin (5/9).
Penegasan tersebut sesuai Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM yang telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2021, yang mana pemerintah menetapkan tiga jenis BBM yang beredar di masyarakat. (OL-12)
Pertamina juga menempatkan petugas di lapangan untuk memastikan distribusi BBM dan LPG berjalan lancar.
PT Pertamina kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di seluruh Indonesia mulai hari ini, Sabtu, 31 Mei 2025
Trubus Rahadiansyah meminta Pelindo II untuk mempercepat pengerukan Pelabuhan Pulau Baai.
Pengamat energi sekaligus Founder Pri Agung Rakhmanto menyebut bisnis ritel tasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) masih prospektif di dalam negeri.
Untuk memastikan ketersediaan BBM, terutama jenis Pertamax, di Balikpapan, Pertamina Patra Niaga terus melakukan pemantauan.
Pengawas Lapangan SPBU Batakan Esra mengatakan ketersediaan BBM bergantung pada pasokan dari Pertamina. Ia menduga terjadi keterlambatan distribusi dari pusat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved