Kamis 01 September 2022, 05:56 WIB

Emas Turun 10 USD Terdorong Isu Kenaikan Suku Bunga

mediaindonesia.com | Ekonomi
Emas Turun 10 USD Terdorong Isu Kenaikan Suku Bunga

dok.ant
Logam mulia, emas.

 

HARGA Emas dunia kembali merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang penurunan untuk hari keempat berturut-turut, di tengah prospek kenaikan suku bunga agresif lebih lanjut oleh Federal Reserve AS dan bank-bank sentral utama lainnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 10,1 dolar AS atau 0,58 persen, menjadi ditutup pada 1.726,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level terendah sesi di 1.720,60 dolar AS per ounce.

Emas turun 3,1 persen pada Agustus serta membukukan kerugian bulan kelima berturut-turut.

Emas berjangka jatuh 13,4 dolar AS atau 0,77 persen menjadi 1.736,30 dolar AS pada Selasa (30/8/2022), setelah turun tipis 0,10 dolar AS atau 0,01 persen menjadi 1.749,70 dolar AS pada Senin (29/8/2022), dan anjlok 21,60 dolar AS atau 1,22 persen menjadi 1.749,80 dolar AS pada Jumat (26/8/2022).

Dalam pidatonya di Kamar Dagang Dayton, Ohio, Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester mengatakan terlalu dini untuk mengatakan bahwa inflasi telah mencapai puncaknya, dan suku bunga AS perlu naik sedikit di atas 4,0 persen pada awal tahun depan. Dia tidak mengantisipasi penurunan suku bunga pada 2023.

Data ekonomi yang dirilis Rabu (31/8/2022) beragam. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Chicago terbaru, atau Barometer Bisnis Chicago, naik tipis menjadi 52,2 pada Agustus dari 52,1 pada Juli, yang masih dalam wilayah ekspansi.

Automated Data Processing Inc. melaporkan bahwa pekerjaan swasta AS naik 132.000 pekerjaan pada Agustus setelah meningkat 268.000 pada Juli.

Emas telah mengalami penurunan yang berkepanjangan tahun ini karena serangkaian kenaikan suku bunga tajam oleh The Fed mendorong dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Logam kuning terpukul sangat keras pekan lalu setelah Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa bank sentral tidak berniat memperlambat siklus pengetatannya.

Pasar sekarang fokus pada data penggajian non pertanian (NFP) AS yang akan dirilis pada Jumat (2/9/2022). Pembacaan yang kuat kemungkinan akan mempengaruhi The Fed menuju pengetatan kebijakan yang lebih agresif.

Investor sekarang memperkirakan hampir 70 persen kemungkinan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada September.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 40,5 sen atau 2,21 persen, menjadi ditutup pada 17,882 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 5,1 dolar AS atau 0,61 persen menjadi ditutup pada 827 dolar AS per ounce. (Ant/OL-13)

Baca Juga: Pertamina: 1 Juta Lebih Unit Kendaraan Daftar Program Subsidi Tepat

Baca Juga

AFP

CEO Indodax Ungkap Penyebab Harga Kripto Alami Kenaikan

👤Antara 🕔Sabtu 01 April 2023, 01:44 WIB
CEO Indodax, Oscar Darmawan menyebut kenaikan harga aset kripto disebabkan karena kenaikan permintaan terhadap aset kripto jauh lebih...
Foto Terbit

Tiga Poin Kesepakatan Negara ASEAN soal Kripto

👤Theofilus Ifan Sucipto 🕔Sabtu 01 April 2023, 01:27 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan kesepakatan negara ASEAN soal aset kripto. Ada tiga poin penting yang...
Antara/Nyoman Hendra

Ini Hasil Kesepakatan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN

👤Fetry Wuryasti 🕔Jumat 31 Maret 2023, 23:25 WIB
HASIL pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (AFMGM) ke-9 ASEAN menghasilkan pernyataan bersama dan kesepakatan untuk...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya