Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KEPALA Ekonom Permatabank Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada Agustus 2022. Mengingat, tingkat inflasi dinilai masih terkendali.
"BI diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR pada RDG Agustus ini. Ekspektasi inflasi cenderung terkendali, meskipun terdapat potensi peningkatan, khususnya pada kuartal IV 2022," ujar Josua, Rabu (17/8).
Baca juga: Pemerintah Minta BI Tidak Buru-buru Naikkan Suku Bunga Acuan
Josua menambahkan bahwa pertimbangan lain Bank Sentral masih mempertahankan suku bunga acuan, yakni nilai tukar rupiah yang cenderung stabil. Hal ini ditopang kinerja keseimbangan eksternal, yang terindikasi dari neraca transaksi berjalan pada kuartal II 2022, yang diperkirakan surplus 1,5-1,65% terhadap PDB.
Capain itu diprediksi mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. Adapun sentimen di pasar keuangan global pascarilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang cenderung melandai, bisa mendukung kebijakan The Fed less-hawkish.
Baca juga: Menkeu: PNBP Dalam RAPBN 2023 Diperkirakan Rp426,3 Triliun
Dengan begitu, akan membatasi penguatan nilai tukar dolar AS. Akan tetapi, Josua menekankan bahwa keputusan suku bunga acuan BI sangat dipengaruhi kebijakan pemerintah.
"Terutama penyesuaian harga BBM Pertalite yang belakangan ini sedang dipertimbangkan oleh pemerintah, untuk dilakukan penyesuaian harga. Ini pada akhirnya memengaruhi ekspektasi inflasi dalam jangka pendek," pungkas Josua.(OL-11)
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Bank Indonesia atau BI menilai keputusan tarif impor Amerika Serikat memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan Indonesia, terutama karena memberikan kepastian bagi para investor
Bank Indonesia (BI) pada Selasa-Rabu, 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25%
Sudah saatnya Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. Pasalnya, kesepakatan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sudah terjadi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved