Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) merilis survei cadangan beras nasional (SCBN) 2022. Survei ini meliputi penghitungan ketersediaan cadangan beras di tingkat rumah tangga, penggilingan, pedagang beras, bulog, horeka, industri dan pengolahan.
"Berdasarkan hasil survei, stok beras nasional periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton beras. Kemudian pada 30 April 2022 meningkat 10,15 juta ton dan stok pada bulan Juni 2022 menjadi 9,71 juta ton," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah, Senin, 8 Agustus 2022.
Habibullah mengatakan, stok beras pada bulan Juni 2022 sebagian besar berada di institusi rumah tangga yang mencapai 6,6 juta ton, kemudian di pedagang 1,04 juta ton, BULOG 1,11 juta ton, penggilingan 0,69 juta ton dan di Horeka maupun industri sebesar 0,28 juta ton.
"Secara umum, rata-rata stok beras di seluruh institusi cenderung mengalami peningkatan pada periode 30 April 2022 dibandingkan periode 31 Maret 2022," katanya.
Ditambahkan Habibullah, Rata-rata stok beras di rumah tangga dan produsen mencapai kurang lebih 390-443 kilogram per rumah tangga produsen, atau lebih tinggi jika dibandingkan rata-rata stok beras di rumah tangga konsumen yang hanya 9-10 kilogram per rumah tangga konsumen.
Baca juga: Pertanian Menjadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Daerah
"Hasil SCBN22 telah mengkorfirmasi posisi surplus beras periode 2019 smpai dengan Juni 2022 dengan menggunakan KSA BPS. Stok beras kita mencukupi dan akan terus bertambah seiring dengan adanya panen tiap bulan hingga akhir Desember 2022. Indonesia Swasembada Beras," katanya.
Habibullah mengatakan, survei ini sekaligus menyamakan data antar lintas kementerian dan lembaga sehingga data stok beras nasional bisa digunakan sebagai pijakan dalam mengambil keputusan.
"Survei ini kami lakukan pada bulan Juni 2022 yang digelar di 34 Provinsi meliputi 490 kabuputen/kota dengan jumlah sampel 47.817 sampel yang terdiri dari 14.100 sampel rumah tangga dan 33.717 sampel non rumah tangga dengan melibatkan 1.900 orang petugas sebagai enumerator," katanya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa survei data ini menjadi penting untuk menentukan program penguatan produksi ke depan. Apalagi, Indonesia dan juga Negara-negara di dunia tengah menghadapi ancaman krisis global.
"Saya dan jajaran dinas dichallenge terus, dimana ada dua hal setelah 2019 sampai hari ini: tidak ada impor beras umum.
Kemudian, produksi data BPS KSA selalu meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan surplus. Tapi saya ditambah tugas lagi yang harus diwujudkan bareng-bareng yaitu produktivitas harus naik, bahkan supaya lebih tinggi lagi dari yang sekarang," katanya.
Suwandi berharap, kolaborasi Kementan dan BPS dapat terus ditingkatkan untuk kepentingan bangsa yang lebih besar.
Harapannya ini bisa dimanfaatkan bagi semua pihak dalam rangka mengambil keputusan dan mempunyai gambaran yang utuh tentang kondisi perberasan nasional.
"Dari sisi produksi sudah terlihat melalui data KSA, dari sisi konsumsi juga pendataannya sudah ada. Dari saat ini terlihat kondisi dan persebarannya," ucapnya.
Perlu diketahui, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton.
Di sisi lain, ekspor pertanian dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan yang diikuti kenaikan nilai tukar petani (NTP) maupun nilai tukar usaha petani (NTUP). (RO/OL-09)
Adapun garis kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 lebih tinggi dari nasional yakni Rp609.160 per kapita per bulan.
Angka tersebut menunjukkan penurunan 0,2 juta orang dan 0,1 persen poin dibandingkan September 2024.
SEBANYAK 2,38 juta orang di Indonesia berada dalam kategori kemiskinan ekstrem pada Maret 2025. Jumlah itu setara 0,85% dari total penduduk Indonesia. Demikian disampaikan BPS
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan, situasi Indonesia saat ini jauh dari gambaran negatif yang kerap digaungkan sejumlah pihak.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai US$96,60 miliar.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
Inspeksi bersama KPPU Kanwil I Medan, Disperindag Sumut dan Bulog menemukan produsen beras premium berhenti beroperasi akibat ketiadaan bahan baku.
Hingga saat ini tidak ditemukan indikasi beras oplosan di wilayah Kabupaten Brebes, dan kondisi tersebut akan terus dijaga.
Petugas gabungan Satgas Pangan di sejumlah daerah di Jawa Tengah terlihat turun dan mendatangi pasar tradisional dan langsung melakukan pengecekan para pedagang dan distributor beras.
kenaikan harga gabah dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium yang tidak berubah mendorong pihak-pihak tertentu untuk melakukan pengoplosan beras
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved