PANDEMI covid-19 membuat industri multi level marketing (MLM) berubah drastis dalam menjalankan strategi bisnis mereka. Strategi penjualan langsung dilakukan kebanyakan melalui media sosial ketimbang cara-cara konvensional seperti tatap muka.
"Setidaknya ada dua perubahan di balik pandemi covid. Pertama, direct selling (penjualan langsung) saat ini banyak memanfaatkan strategi media sosial daripada bertatap muka," jelas Ketua Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) Kany V Soemantoro dalam keterangannya, pada acara APLI Exhibition 2022, di Outdoor Pasaraya-Seibu Blok M, Jakarta Selatan, Minggu (24/7)
"Positifnya, melalui media sosial ini menjangkau banyak calon konsumen ataupun pembeli," kata Kany.
Perubahan lainnya yakni jika sebelumnya industri MLM lebih menonjolkan pembukaan kantor cabang baru untuk memperluas akses penjualan, tetapi kini lebih mengandalkan penjualan lewat order online atau marketplace.
"Menghadapi perubahan-perubahan tersebut kami sedang menyelaraskan dan terus berbagi pengalaman kepada sesama anggota APLI, agar mereka tetap eksis dalam menjalankan industri MLM ini," tuturnya.
Baca juga: Penghapusan Pungutan Ekspor Sawit Dorong Harga TBS Naik
Sebagai bagian dari mendekatkan dengan masyarakat atau konsumen pasca pandemi covid-19, APLI pun menyelenggarakan APLI Exhibition 2022 mulai Minggu (24/7) hingga Selasa (26/7), di Outdoor Pasaraya-Seibu Blok M, Jakarta Selatan.
"Tujuan ekshibisi ini ialah untuk mendekatkan dengan masyarakat agar mereka bisa mengetahui perusahaan-perusahaan di bawah naungan APLI dan beserta produk-produknya. Harapan lain yakni pasar kami semakin besar dan citra kami semakin positif," tutupnya.
Ikut hadir yakni, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode 1993-1998 Abdul Latief, Ketua MPR RI sekaligus penasehat APLI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua APLI Petrus Irianto dan Sekjen APLI Ina Rachman.
Sekjen APLI Ina Rachman menerangkan APLI Exhibition 2022 yang dibuka Ketua MPR Bambang Soesatyo sebagai penasihat APLI dan rencananya akan ditutup Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ini diikuti 43 perusahaan di bawah naungan APLI.
"Targetnya masyarakat bisa lebih tahu produk industri MLM ini bukanlah industri tipu-tipu. Juga produk MLM yang dipamerkan saat ini merupakan produk luar biasa berdasarkan inovasi dan jadi produk unggulan masing-masing perusahaan industri MLM," terang dia.
Ketua MPR sekaligus penasihat APLI Bambang Soesatyo menambahkan bisnis penjualan langsung merupakan model bisnis potensial untuk menggerakkan perekonomian nasional.
Bisnis penjualan langsung memberikan peluang bagi masyarakat untuk bangkit dan menjalankan bisnis, serta membangun kemandirian ekonomi.
"Selama lebih dari dua tahun perekonomian nasional terpukul dampak pandemi," katanya.
"Data Kementerian Tenaga Kerja mencatat hingga Agustus 2021, lebih dari 538 ribu pekerja telah mengalami pemutusan hubungan kerja," ujarf Bamsoet.
"Bahkan secara global, pandemi jadi salah satu pemicu banyaknya negara mengalami krisis ekonomi berkepanjangan, di mana 60 negara terancam jadi negara bangkrut," jelas Bamsoet saat membuka APLI Exhibition.
Keberadaan APLI sebagai organisasi yang mewadahi berbagai perusahaan yang bergerak di bidang penjualan langsung memiliki peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional.
Ia menyebut berbagai catatan positif dan kontribusi sektor penjualan langsung terhadap perekonomian nasional ini dapat dirujuk dari berbagai perspektif.
"Besarnya transaksi penjualan langsung pada 2019 misalnya, mencatatkan angka Rp16,3 triliun," ujarnya.
"Nilai ini tentu bermakna besar bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Apalagi sektor industri penjualan langsung juga melibatkan jutaan mitra usaha," pungkas Bamsoet. (RO/OL-09)