Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Langkah Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 3,5% diapresiasi. Sebab, kondisi perekonomian Indonesia saat ini tergolong cukup baik dan kuat.
Demikian dikatakan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi kepada wartawan, Kamis (21/7). "Ini sesuai prediksi. BI tetap mempertahankan suku bunga di 3,5% itu adalah hal yang mutlak harus dilakukan," ujarnya.
Dia menyampaikan, saat ini pertumbuhan ekonomi nasional dalam posisi yang cukup baik. Neraca dagang dan cadangan devisa juga berada di kondisi yang cukup kuat.
Bahkan level Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia masih berada di atas 50, alias tetap di zona ekspansi. Hal ini, kata Ibrahim, merupakan indikasi dan sinyal positif bagi perekonomian Tanah Air.
"Ini mengindikasikan bahwa apa yang terjadi secara global, terjadi inflasi yang cukup tinggi, kemudian bank sentral global menaikan suku bunga, itu berbeda jauh dengan Asia, terutama Indonesia," tuturnya.
Indonesia, lanjut Ibrahim, saat ini menjadi salah satu negara yang kondisi fundamen perekonomiannya cukup baik dibanding negara lain. Hal tersebut karena berbagai komoditas unggulan nasional seperti batu bara, nikel, timah, dan kelapa sawit tengah mengalami peningkatan harga di level global.
"Sehingga dengan demikian BI tidak harus menaikan suku bunga di bulan ini. Kemungkinan itu di bulan September baru akan menaikan suku bunga, itu pun juga setelah melihat inflasi di triwulan III kalau seandainya mengalami kenaikan yang signifikan, itu baru akan menaikan suku bunga," pungkas Ibrahim. (OL-12)
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved