Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rekor Terendah Baru Rupee India Tembus 80 per Dolar AS

Mediaindonesia.com
19/7/2022 23:02
Rekor Terendah Baru Rupee India Tembus 80 per Dolar AS
Seorang penjual buah menghitung segepok uang kertas rupee untuk pembayaran di kios pinggir jalan di Mumbai pada 19 Juli 2022.(AFP/Indranil Mukherjee.)

RUPEE India jatuh ke lebih dari 80 per dolar AS untuk pertama kali, Selasa (19/7). Ini karena dolar AS terus menguat dan arus keluar modal asing meningkat.

Rupee mencapai 80,0600 terhadap dolar AS pada awal perdagangan. Data Bloomberg menunjukkan itu. Namun ada dugaan intervensi bank sentral untuk memangkas kerugian sehingga ditutup pada 79,9487. Inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat ditambah dengan kekhawatiran resesi yang akan datang di ekonomi terbesar dunia itu telah memicu reli dolar yang luas dalam beberapa pekan terakhir karena investor menjadi semakin menghindari risiko.

Kebijakan moneter AS yang lebih ketat telah memperburuk arus keluar dari pasar negara berkembang seperti India. Investor asing menarik utang dan ekuitas bersih US$31 miliar tahun ini.

Data yang dirilis minggu lalu menunjukkan bahwa inflasi harga konsumen AS mencapai level tertinggi baru empat dekade di bulan Juni. Ini melebihi perkiraan pasar dan memicu ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve besar lain minggu depan.

Dalam pernyataan tertulis kepada parlemen India pada Senin, menteri keuangan Nirmala Sitharaman mengaitkan penurunan tajam rupee dengan alasan eksternal. "Faktor global seperti konflik Rusia-Ukraina, melonjaknya harga minyak mentah, dan pengetatan kondisi keuangan global menjadi alasan utama melemahnya rupee India terhadap dolar AS," katanya.

Baca juga: Euro Seimbang dengan Dolar AS Pertama dalam 20 Tahun

Pada saat yang sama, mata uang India telah menguat terhadap pound Inggris, yen Jepang, dan euro pada 2022 sejauh ini, tambah Sitharaman. Namun harga minyak mentah yang lebih tinggi telah mengakibatkan memburuknya neraca perdagangan di negara yang mengimpor 80% minyaknya.

Defisit perdagangan barang India melebar ke rekor US$26,18 miliar pada Juni, data resmi menunjukkan pekan lalu. Ini sebagian besar karena harga impor minyak mentah dan batu bara yang lebih tinggi.

Dalam tinjauan ekonomi bulanannya, Kementerian Keuangan mengatakan impor yang lebih mahal dapat memperlebar defisit transaksi berjalan dan menyebabkan rupee terdepresiasi lebih jauh.

Inflasi harga konsumen di India, ekonomi terbesar keenam di dunia, sedikit menurun menjadi 7,01% pada Juni setelah mencapai level tertinggi delapan tahun di 7,79% pada April. Namun kenaikan harga telah bertahan jauh di atas kisaran target 2%-6% dari bank sentral meskipun kenaikan suku bunga berturut-turut pada Mei dan Juni.

Baca juga: Eni, Total, Occidental Teken Kontrak Minyak Aljazair

Bank sentral juga telah menjual lebih dari US$34 miliar cadangan mata uang asingnya dalam upaya menstabilkan rupee.
"Prospek jangka pendek untuk rupee akan terus melemah karena mengikuti perkembangan minyak dan gas di pasar internasional," kata pakar pasar valas K Harihar kepada AFP.

"Pelemahan akan bertahan sampai angka defisit perdagangan turun atau arus masuk modal melawannya," katanya. Ia menambahkan bahwa rupee bisa jatuh ke 81 per dolar AS tanpa kesepakatan antara Eropa dan Rusia tentang pasokan gas.

Pergerakan rupee mengikuti Gazprom Rusia mengatakan kepada Eropa, Senin malam, bahwa mereka tidak dapat menjamin pasokan gas setelah pekerjaan pemeliharaan pada pipa Nord Stream-nya. Indeks acuan Sensex India ditutup 0,45% lebih tinggi pada Selasa. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya