Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Empat Pilar untuk Memuluskan Food Estate

Mediaindonesia.com
19/7/2022 14:37
Empat Pilar untuk Memuluskan Food Estate
Petani merontokkan padi di areal persawahan di Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/7/2022).(Antara/Andi Bagasela.)

ADA empat pilar yang dinilai mampu membuat program Food Estate, yang salah satunya digawangi oleh Kementerian Pertanian, bisa terealisasi dengan baik. Hal itu disampaikan Guru Besar Institut IPB University Dwi Andreas Santosa ketika dihubungi, Senin (18/7).

"Kalau satu saja dari empat pilar tidak dipenuhi, (Food Estate) bisa gagal," kata Dwi Andreas. Pertama, kesesuaian serta kelayakan tanah dan agroklimat. 

"Kalau lahan masam perlu dikapur, misalnya, butuh tambahan bahan organik," kata Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) itu. Sekadar informasi, ada tiga jenis lahan marginal di Indonesia yang bisa dikembangkan menjadi lahan pertanian bukaan baru, yaitu lahan rawa dan gambut, tanah sulfat masam, serta tanah masam. 

Dalam diskusi bertema Kemandirian Pangan dan Tantangan Penyediaan Lahan, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan kepada Masyarakat (LPPM) IPB Ernan Rustiadi sebelumnya menyampaikan program Food Estate mengambil lokasi di dua provinsi, Sumatra Utara dan Kalimantan Tengah. Program ini melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Pilar kedua, kata Dwi Andreas, yaitu kesesuaian infrastruktur untuk menunjang kebutuhan usaha tani. "Bukan hanya irigasi, tetapi juga untuk usaha tani dan transportasi hasil dan input," kata Dwi Andreas. 

Lalu pilar ketiga, yaitu kelayakan budi daya dan teknologi. "Teknologi pendampingnya, seperti pemupukan dan pengendalian hama. Hama itu luar biasa banyak untuk lahan yang baru dibuka," katanya. 

Baca juga: Putin, Erdogan akan Bahas Mekanisme Ekspor Gandum di Iran

Pilar keempat ialah kelayakan sosial-ekonomi. Menurutnya, tingkat minat sumber daya manusia untuk mengelola lahan baru juga harus dipertimbangkan. "Petani ada yang mau atau enggak untuk kelola (lahan baru)," katanya. 

Dari sisi ekonomi, ia mencontohkan, lahan dinilai produktif bila mampu memenuhi produksi gabah minimal 4 ton per hektare untuk jenis tanaman padi. "Perluasan lahan penting, tetapi perlu biaya sangat besar supaya yang empat pilar tadi dipenuhi," ujar Dwi Andreas. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya