Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Rupiah Melemah Membuat Dinamika IHSG Terseok-seok

Despian Nurhidayat
06/7/2022 10:39
Rupiah Melemah Membuat Dinamika IHSG Terseok-seok
Petugas kebersihan tengah bekerja saat pembukaan IHSG hari ini, Rabu (6/7) di Bursa Efek Indonesia.(dok.Ant)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Rabu (6/7) dibuka melemah 0,17% atau 11,22 poin ke posisi 6.692,04. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,25% atau 2,4 poin ke posisi 954,72.

Riset KB Valbury Sekuritas memprediksi bahwa pergerakan IHSG mixed dengan peluang melemah pada perdagangan hari ini, di tengah terbatasnya katalis positif baik dari internal maupun eksternal.

"Dari dalam negeri, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini terkait rupiah yang mencatatkan pelemahan hingga Rp15.001 per dolar dan ini dapat menahan laju IHSG ke teritorial positif," tulis Riset KB Valbury Sekuritas dari laman resmi.

Lebih lanjut, pelemahan kurs rupiah dikhawatirkan memicu imported inflation atau kenaikan biaya impor terutama pangan. Kendati imported inflation belum dirasakan karena produsen masih menahan harga ditingkat konsumen. Namun, ketika beban biaya impor sudah naik signifikan akibat selisih kurs, maka imbasnya ke konsumen.

Menanggapi tren pelemahan rupiah tersebut, Menteri KeuanganSri Mulyani Indrawati mengatakan hal ini disebabkan karena masih dinamisnya beberapa indikator ekonomi yang berpengaruh. Indikator-indikator tersebut terutama dari sisi keuangan, antara lain nilai tukar, suku bunga atau interest rate, hingga inflasi.

Selain itu, angka inflasi Juni lalu sebesar 0,61% mom, atau meningkat akan mempengaruhi Bank Indonesia (BI) dalam mengambil kebijakan atas suku bunga. Bahkan Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan siap untuk melakukan penyesuaian kebijakan dengan mencermati kondisi perekonomian terkini. Perry juga sebelumnya mengatakan tak akan terburu-buru menaikkan bunga meski The Fed yang agresif naikkan bunga.

Sentimen pasar dari luar negeri terkait dengan lockdown yang dilakukan Pemerintah Tiongkok selama beberapa bulan terakhir, selain itu juga efek perang Rusia-Ukraina membuat rantai pasokan global terganggu dan menurunkan ketahanan pangan.

"Sentimen ini membuat investor global mengalami fase kebimbangan untuk menentukan arah investasi pada semester kedua. Saham AS pada perdagang Selasa yang ditutup variatif kian mempersulit bagi IHSG untuk menguat pada perdagangan saham hari ini," tutupnya. (OL-13)

Baca Juga: Rupiah Melemah Hingga Rp15 Ribu per Dolar AS



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya