Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa realisasi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) pada semester I 2022 mengalami surplus 0,39% atau setara dengan Rp73,6 triliun dari PDB (Produk Domestik Bruto).
Dengan adanya surplus tersebut, realisasi pembiayaan anggaran hingga semester I 2022 mencapai Rp153,5 triliun atau turun 63,5% dari semester I 2021 dan tercatat 18,3% dari target Rp840,2 triliun.
Secara rinci, pembiayaan anggaran terdiri dari pembiayaan utang senilai Rp191,9 triliun, pembiayaan investasi minus Rp40,4 triliun, pemberian pinjaman Rp1,6 triliun, dan pembiayaan lainnya Rp500 miliar.
"Pembiayaan anggaran kami coba untuk dijaga lebih rendah karena cost of fund lebih tinggi dan pasar menjadi lebih volatil sehingga kami menerbitkan utang jauh lebih rendah," ungkapnya dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Badan Anggaran DPR RI, Jumat (1/7).
Dia pun menyebutkan masih terdapat pula sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) senilai Rp227,1 triliun di semester I-2022, serta keseimbangan primer tercatat Rp259,7 triliun.
Sri Muluani pun menambahkan bahwa target defisit APBN tahun ini diturunkan dari 4,85% menjadi 4,5% dari PDB. Demikian pula, dengan target nilai defisit keseluruhan tahun 2022 yang diturunkan dari Rp868 triliun menjadi Rp840,2 triliun.
"Penurunan target tersebut berarti defisit APBN lebih rendah merespons kondisi yang sedang sangat volatil di sektor keuangan," kata Sri Mulyani.
Selain itu, realisasi pendapatan negara pada semester I 2022 juga telah mencapai Rp1.317,2 triliun atau 58,1% dari target Peraturan Presiden (Perpres) No 98 Tahun 2022, yang ditetapkan sebesar Rp2.266,2 triliun.
Ia menjelaskan pencapaian pendapatan negara yang signifikan pada paruh pertama tahun ini disebabkan realisasi penerimaan pajak yang mencapai Rp868,3 triliun atau 58,5% dari target Rp1.485 triliun dan realisasi tersebut berhasil tumbuh 55,7% dari tahun lalu.
Penerimaan kepabeanan dan cukai juga tumbuh 37,2% menjadi Rp167,6 triliun atau sudah terkumpul 56,1% dari target Rp299 triliun.
Selain dari pajak dan bea cukai, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga mengalami kenaikan tinggi, yakni 35,8% menjadi Rp281 triliun atau 58,3% dari target Rp481,6 triliun.
Sri Mulyani menyebutkan penerimaan hibah juga melonjak 218,1% menjadi Rp300 miliar atau mencapai 51,4% dari target Rp600 miliar.
"Jadi, cerita pemulihan ekonomi dan lonjakan harga komoditas sangat mendominasi pendapatan negara kita. Meskipun sudah kita revisi targetnya, sudah kita naikkan, tapi tetap ada kenaikan yang sangat kuat," tegas Sri Mulyani.
Baca juga: Menpan RB Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia
Terkait dengan belanja negara, hingga semester I 2022 realisasinya telah mencapai Rp1.243,6 triliun atau tumbuh 6,3% dibandingkan dengan semester I 2021.
"Ini kenaikan yang sangat besar terutama didominasi oleh belanja non Kementerian/Lembaga (K/L) yang kenaikannya ini adalah untuk subsidi, terutama energi," ucapnya.
Realisasi belanja negara tersebut merupakan 40% dari target Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022 yang sebesar Rp3.106,4 triliun.
Oleh karena itu, ia menuturkan windfall profit yang diterima negara karena kenaikan harga komoditas global digunakan untuk melindungi masyarakat, termasuk melalui belanja non K/L untuk subsidi yang dinaikkan dengan sangat dramatis.
Secara rinci, belanja negara semester I 2022 terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp876,5 triliun atau tumbuh 10,1% (yoy) dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) senilai Rp367,1 triliun atau terkontraksi 1,8% (yoy).
Belanja pemerintah pusat tersebut meliputi belanja K/L sebesar Rp392,8 triliun atau turun 12,6% (yoy) dan belanja non K/L Rp483,7 triliun atau melesat 39,5% (yoy).
Sri Mulyani menegaskan bahwa pihaknya akan meninjau kembali belanja K/L yang terkontraksi lantaran adanya kebijakan automatic adjustment kepada seluruh K/L.
"Namun kalau kami lihat bahwa risiko automatic adjustment akan mendistribusi belanja K/L terlalu besar, kami mungkin akan sedikit merelaksasikan dengan penerimaan negara yang cukup baik," ujar Sri Mulyani.
Sementara itu, ia menjelaskan untuk TKDD terdiri dari transfer ke daerah senilai Rp333,1 triliun atau terkontraksi 3,9% (yoy) dan dana desa yang telah terbayarkan Rp34 triliun atau tumbuh 24,8%. (OL-4)
UNIVERSITAS Teknologi Bandung (UTB) menegaskan komitmen untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar dengan mendorong dosen melanjutkan pendidikan dan kuliah ke luar negeri.
Melalui pembiayaan ultra mikro PNM Mekaar yang dipadukan dengan berbagai pelatihan, para ibu tidak hanya mendapat akses modal, tetapi juga keterampilan hidup.
Fakta bahwa minyak goreng sempat langka selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan adalah bukti adanya masalah serius di sektor tersebut.
Sejak Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) mulai berlaku, perdagangan antara kedua negara telah berlipat ganda, mencapai A$35,4 miliar pada 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Gorontalo pada triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,14 persen
DIREKTORAT Jaminan Produk Halal (JPH) dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 33 Tahun 2024 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.
Pembentukan lembaga-lembaga baru oleh Presiden Prabowo Subianto sejatinya memang dibutuhkan dalam agenda pembangunan, namun seharusnya tidak membebani APBN
Fokus belanja besar pada program makan bergizi gratis (MBG) berisiko menekan stabilitas fiskal dan makroekonomi.
WAKIL Ketua Badan Anggaran DPR Wihadi Wiyanto menilai anggaran yang ada di dalam RAPBN 2026 sebesar Rp757,8 triliun untuk pendidikan telah sesuai dengan ketentuan UU.
WAKIL Ketua Badan Anggaran DPR Muhidin Mohamad Said menuturkan, pihaknya belum melihat mendetail perihal rancangan anggaran yang diberikan oleh pemerintah.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada RAPBN 2026 akan sangat berat dicapai jika tak diiringi dorongan besar.
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan janjinya untuk membawa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menuju kondisi tanpa defisit pada 2007
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved