Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) berada di level 105,41 pada Mei 2022, atau turun 2,81% dari bulan sebelumnya yang mencapai 108,46.
Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 2,37% menjadi 117,89. Sedangkan indeks yang dibayarkan petani tercatat naik 0,46% menjadi 111,84.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan bahwa faktor utama penurunan NTP disebabkan menurunnya capaian NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat.
"Subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTP terdalam, di mana NTP perkebunan rakyat itu turun sebesar 9,29%," jelas Margo, Kamis (2/6).
Baca juga: Presiden: Diversifikasi Pangan Harus Dilakukan
Pada Mei 2022, NTP tanaman perkebunan rakyat berada di level 123,56, atau jauh dari posisi bulan sebelummya, yakni 136,21. Komoditas yang dominan menyebabkan penurunan ialah kelapa sawit, karet dan kelapa.
Tiga komoditas itu berkontribusi besar pada penurunan indeks harga yang diterima petani. Sedangkan, komoditas yang dominan mendorong kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani, yakni bawang merah, telur ayam ras dan rokok kretek filter.
Penurunan indeks juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP). Pada Mei 2022, NTUP berada di level 105,73, atau turun 2,68% dari posisi bulan sebelumnya yang tercatat 108,64.
Serupa dengan NTP, lanjut Margo, penurunan terdalam NTUP terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat. Tercatat adanya penurunan 9,22% dari 135,39 di April 2022 menjadi 122,90 di Mei.
Baca juga: Harga Pangan dan Energi Melonjak, BPS: Dampak ke Inflasi Masih Minim
Harga urea, NPK dan bensin untuk biaya produksi menjadi komoditas yang menyebabkan NTUP tanaman perkebunan rakyat menurun. Hal yang membedakan NTP dan NTUP, yakni penghitungan yang dilakukan oleh BPS.
Pada NTP, BPS menghitung indeks yang diterima petani dengan indeks yang dibayarkan petani.Itu mencakup seluruh pengeluaran petani, seperti pengeluaran rumah tangga, biaya produksi, sekolah, hingga kebutuhan sandang dan papan. Sehingga, tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi riil pengeluaran usaha petani.
Lalu pada NTUP, BPS mengeluarkan konsumsi rumah tangga, alias hanya menghitung pengeluaran terkait kegiatan produksi usaha petani. NTP dan NTUP di atas 100 menunjukkan kondisi petani mengalami surplus dan di bawah 100 menggambarkan petani merugi.(OL-11)
Moratorium selama tiga tahun akan menciptakan stabilitas ekosistem pertembakauan dan memberi ruang bagi petani serta pelaku industri agar tidak gulung tikar.
Peningkatan pengetahuan petani mengenai pengelolaan hama juga akan berdampak positif lebih luas, antara lain berkontribusi langsung pada peningkatan produksi pangan dalam negeri.
PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo subholding dari PTPN III (Persero) mendapat apresiasi dari Pimpinan VII BPK Slamet Edy Purnomo dalam kunjungan kerjanya ke Java Coffee Estate.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Keunggulan melon itu terletak pada produktivitas tinggi, ketahanan terhadap penyakit, dan kualitas buah premium yang sesuai dengan permintaan pasar modern.
Permentan 15/2025 Permudah Petani Peroleh Pupuk Bersubsidi
NILAI Tukar Petani (NTP) pada Februari 2025 tercatat 123,45 atau turun 0,18% dibandingkan Januari 2025. Nilai Tukar Nelayan (NTN) mengalami peningkatan sebesar 0,91%. Kenapa?
Ia juga menyoroti hampir 87% petani Indonesia memiliki lahan kurang dari dua hektare dan dalam kelompok ini dua pertiganya memiliki lahan kurang dari setengah hektare.
Harga tembakau rajangan tingkat petani di Kabupaten Lamongan naik hingga Rp40 ribu per kg. Dengan demikian, nilai tukar petani (NTP) di Lamongan naik menjadi 111,32.
Pada Juni 2024, sebanyak 32 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP), dengan kenaikan nasional mencapai 118,77 atau naik 1,77%.
Adapun komoditas yang memengaruhi penurunan NTP tersebut ialah kelapa sawit, gabah, jagung, dan cabai rawit. Amalia mengatakan NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan
Nilai tukar petani (NTP) April 2024 tercatat sebesar 116,79 atau anjlok 2,18% dibandingkan Maret 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved