Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Bappenas Proyeksikan Inflasi 2022 sebesar 3,8%

M. Ilham Ramadhan Avisena
25/5/2022 18:46
Bappenas Proyeksikan Inflasi 2022 sebesar 3,8%
Aktivitas jual beli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor(Antara/Yulius Satria Wijaya)

KEMENTERIAN Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memproyeksikan tingkat inflasi Indonesia sepanjang tahun akan berada di angka 3,8% (year on year/yoy). Prakiraan tersebut dinilai masih selaras dengan target yang dipatok oleh pemerintah dan Bank Indonesia yakni di kisaran 2%-4%. 

"Bappenas memperkirakan bahwa inflasi akan berada di sekitar 3,8%, angka itu masih dalam rentang sasaran inflasi yang ditetapkan BI dan pemerintah yaitu 2%-4%," kata Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti pada webinar bertajuk Menghadapi Krisis Utang Negara-negara Berkembang di Masa Pandemi Covid-19 dan Krisis Rusia-Ukraina: Sudut Pandang Indonesia, Rabu (25/5).

Proyeksi inflasi Bappenas itu didorong oleh kondisi global yang dibayangi ketidakpastian. Konflik Rusia-Ukraina mengakibatkan disrupsi rantai pasok yang berimbas pada peningkatan inflasi di sejumlah negara. 

Hal itu kemudian merambat pada respons dari bank sentral sejumlah negara untuk menaikan suku bunga acuan demi menekan kenaikan inflasi. Inflasi menjadi ancaman di tengah pemulihan ekonomi dunia yang baru berlangsung setelah terdampak pandemi covid-19. 

Peningkatan inflasi di Indonesia mulai terasa dalam beberapa bulan terakhir akibat terganggunya rantai pasok dan kenaikan sejumlah harga komoditas. Pada April 2022 misalnya, inflasi Indonesia berada di level 3,47% (yoy).

"Harga komoditas domestik yang paling tinggi kenaikannya adalah minyak goreng," terang Amalia. 

Baca juga : Didukung GE, Pembangkit Listrik Siklus Gabungan Terefisien di Sumatra Beroperasi

Selain itu, sejumlah harga pangan bergejolak yang menjadi komponen inflasi memiliki kecenderungan meningkat. Hal ini mesti dimitigasi pemerintah melalui kebijakan suplai yang bisa menyeimbangkan harga-harga komoditas.

Pasalnya bila tingkat inflasi nasional terus melesat, maka akan muncul risiko baru dalam negeri yang akan mengganggu laju pemulihan. Untuk itu perlu dilakukan monitoring di tingkat global maupun domestik perihal kenaikan inflasi. 

Adapun sebelumnya BI memperkirakan inflasi Indonesia di tahun 2022 akan sedikit di atas atas 4%, namun tidak terlalu jauh dari target inflasi 3% plus minus 1%. 

"Inflasi tahun ini masih terkendali, hanya sedikit di atas 4%. Tahun 2023 inflasi kami meyakini akan kembali ke dalam sasaran 3% plus minus 1%, atau tidak lebih dari 4%, dan akan kembali di bawah 4%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Selasa (24/5). (OL-7)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik