Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Ekonomi Diprediksi Bisa Tumbuh 5,9% di 2023, Begini Syaratnya

Insi Nantika Jelita
20/5/2022 18:58
Ekonomi Diprediksi Bisa Tumbuh 5,9% di 2023, Begini Syaratnya
Suasana gedung bertingkat di Kawasan Jakarta(Antara/Muhammad Adimaja)

EKONOM Bank Mandiri Faisal Rachman menuturkan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,9% di tahun depan, pemerintah perlu menjaga inflasi dengan memenuhi distribusi dan kemanan pasokan barang. 

Menurutnya, peralihan pandemi menjadi endemi memberikan momentum permintaan atau konsumsi masyarakat yang naik, terutama pada konsumsi barang dan jasa tersier seperti traveling dan entertainment.

"Jika sektor sisi demand dan supply tersebut terakselerasi maka dapat menjadi sumber penerimaan pajak bagi pemerintah," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (20/5). 

Sementara itu, kesuksesan dari penanganan pandemi juga otomatis akan menurunkan pengeluaran pemerintah. Hal ini, kata Faisal, akan membantu untuk mengurangi defist anggaran kembali ke bawah 3% dari produk domestik bruto (PDB).

Selain itu, untuk mencapai target pertumbuhan tersebut pemerintah salah satunya perlu untuk fokus pada kelancaraan pelaksanaan transformasi struktural dan birokrasi terutama dalam perizinan dan kemudahan usaha dan berinvestasi.

Baca juga : Pencabutan Larangan Ekspor CPO Langkah Strategis Pulihkan Ekonomi

"Dengan demikian sektor manufaktur yang merupakan sektor dengan share terbesar dapat tumbuh terakselerasi Sektor ini harus difokuskan pada penyerapan tenaga kerja, industri 4.0 dan lainnya," ujarnya. 

Senada, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teuku Riefky mengungkapkan, pemerintah menjaga tingkat inflasi dengan mengejar penerimaan dan mengefisienkan pengeluaran. 

Pasalnya, tahun depan sudah memasuki tahun politik jelang pemilihan presiden (pilpres) 2024 yang bakal mengeruk pengeluaran negara. 

"Tahun depan sudah masuk tahun politik, anggaran pemilu akan semakin besar. Sisi revenue perlu dioptimalkan dan sisi spending perlu efisien untuk menjaga pertumbuhan GDP tidak terganggu melalu risiko inflasi," ucapnya. 

Kemudian, dengan ketidakpastian konflik Rusia dan Ukraina akan berakhir, seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia karena harga komoditas utama berpotensi masih tinggi, seperti batu bara. Komoditas itu masih melesat tinggi di level US$ 400/ton. Hal ini menjadi berkah dengan adanya windfall yang bermuara pada keuntungan APBN. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik