Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Mudik Bisa Jadi Obat Perekonomian Rakyat

Widhoroso
26/4/2022 19:27
Mudik Bisa Jadi Obat Perekonomian Rakyat
Antrean kendaraan pemudik di gerbang tol Tangerang-Merak, Banten, Selasa (26/4).(ANTARA/Fauzan)

KETUA DPR RI Puan Maharani menilai mudik Lebaran 2022 akan semakin mendorong pemulihan ekonomi dengan meningkatkan pariwisata daerah dan menggerakkan UMKM lokal. Karena itu, Puan mengingatkan pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat yang hendak mudik sebaik mungkin dan meminimalkan potensi kemacetan parah pada mudik lebaran tahun ini.

Menanggapi hal itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam menilai pernyataan Puan tidak salah. Penilaian itu, jelas Piter, didasarkan pada sejarah mudik yang memang mampu menggerakkan perekonomian rakyat.

"Saya kira apa yang disampaikan Mbak Puan Maharani ada benarnya. Karena secara historis, kalau kita lihat dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun, mudik lebaran itu menggerakkan perekonomian rakyat,” ujar Piter, Selasa (26/4).

Seperti diketahui selama dua periode Lebaran, tidak ada aktivitas mudik dalam skala besar mengingat masih dalam masa darurat pandemi dan angka kasus covid-19 yang masih tinggi. Mudik dinilai akan mampu menyegarkan kegiatan ekonomi rakyat yang madek selama pembatasan mudik diberlakukan.

"Dengan adanya mudik, berbagai bentuk kegiatan ekonomi rakyat di daerah-daerah itu terbangkitkan, kembali hidup. Itu yang selama 2 tahun terakhir relatif mati," tegasnya.

Menurut Piter, dengan pelonggaran aturan mudik pada Lebaran kali ini, diperkirakan jumlah pemudik itu akan melonjak sangat tinggi bahkan melampaui angka mudik 2019 sebelum pandemi. "Makanya Jasa Marga itu sangat konsentrasi dan sangat mempersiapkan diri untuk menata jalan tol agar supaya tidak terjadi kemacetan yang terlalu luar biasa,” tambahnya.

Berdasarkan hasil survei online Potensi Pergerakan Orang Selama Masa Lebaran 2022 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub, potensi pergerakan nasional adalah 31,6% atau sebanyak 85,5 juta orang akan bepergian ke luar kota pada masa Lebaran 2022. Asal perjalanan terbanyak dari daerah Jawa Timur 17,1% atau 14,6 juta orang, Jabodetabek 16,4% atau 14,0 juta orang, Jawa Tengah 14,1% atau 12,1 juta orang, Jawa Barat 10,8% atau 9,2 juta orang, Sumatera Utara 4,7% atau 4,0 juta orang.

Berdasarkan pilihan moda, sebanyak 26,8% atau 22,9 juta orang memilih menggunakan mobil pribadi. 19,8% atau 16,9 juta orang memilih menggunakan sepeda motor. 16,5% atau 14,1 juta orang memilih menggunakan bus. 10,4% atau 8,9 juta orang memilih menggunakan pesawat.

Menurut Piter, jumlah pemudik yang sedemikian besar akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di daerah. "Dengan jumlah yang diperkirakan akan lebih besar dari 2019, apa yang akan terjadi di daerah-daerah, di ekonomi rakyat di daerah, akan sangat luar biasa. Para pemudik akan membawa uang. Mereka itu akan meningkatkan demand yang luar biasa. Hotel, restoran, semua barang-barang kerajinan, barang-barang hasil produksi di daerah, itu akan terserap. Yang selama ini tidak ada pembelinya, ini akan ada pembelinya yang luar biasa,” tandasnya.

Bank Indonesia memperkirakan kebutuhan uang kartal pada periode Ramadan dan Lebaran sebesar Rp175,26 triliun. Jumlah itu meningkat 13,4% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp154 triliun. Wilayah Jawa masih akan menjadi pusat peredaran uang selama periode Ramadan dan Lebaran.

Menurut Piter, masyarakat akan ‘berpesta selama sekitar 2 minggu’ selama periode itu yang tentunya akan mendorong perekonomian nasional dengan signifikan. “Jadi ini akan menggerakkan perekonomian. Selama masa Lebaran ini akan sangat luar biasa. Akan ada kenaikan yang saya kira sangat tinggi, sangat luar biasa pada periode menjelang dan setelah lebaran,” tambahnya.

Dongkrak daya beli

Pengamat koperasi, Suroto memberi catatan atas permasalahan dan kendala yang dihadapi UMKM. Dikatakan, sekarang ini posisi UMKM itu supply side yang tergantung pada demand side. "Yang jadi masalah adalah beban masyarakat hari ini ada di-demand side, daya beli yang jatuh,” ujar Suroto yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES).

Menurut Suroto, saat ini daya beli masyarakat yang menurun sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam mengelola pengeluaran. Ia menilai, ada anggapan kalau orang mudik akan ada cashflow dan uang masuk ke daerah. "Tapi apakah itu menciptakan demand side? Itu kan hanya pergerakan orang. Orang sekarang mudik juga akan berhati-hati dalam membelanjakan uang," ujarnya.

Ditegaskan Suroto, untuk menggerakkan dan menghidupkan UMKM, bisa dilakukan dengan cara sederhana yakni pemerintah juga harus menciptakan dan menjaga daya beli masyarakat.

"Kalau mau menghidupkan sektor usaha rakyat atau UMKM, fokus bagaimana rakyat ini punya demand side, punya daya beli. Di situ dengan sendirinya akan bergerak. Sekarang ini daya belinya habis karena dana pemulihan ekonomi nasional lebih banyak menyelamatkan korporasi dan memberikan privilege pada konglomerasi," tegasnya. (RO/OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya