Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tiongkok Lockdown, Rantai Pasok Global Berpotensi Terganggu 

Fetry Wuryasti
13/4/2022 13:40
Tiongkok Lockdown, Rantai Pasok Global Berpotensi Terganggu 
Foto udara sejumlah kontainer yang berada di pelabuhan wilayah Lianyungang, Tiongkok.(AFP)

TIONGKOK mulai merasakan dampak dari invasi Ukraina terhadap Rusia, ditambah dengan kenaikan kasus covid-19, yang akhirnya membuat Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengeluarkan peringatan ketiga.

Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok mungkin akan terganggu. Serta, memberi tekanan terhadap produksi dan pengeluaran ke depannya.

Otoritas berwenang telah menambahkan alarm urgensi dalam menerapkan kebijakan. Tiongkok akan mulai mempelajari dan mengadopsi kebijakan ekonomi yang lebih kuat. Itu sesuai dengan kebutuhan yang mendukung perekonomian.

Baca juga: Ekonomi Tiongkok Terluka Akibat Kenaikan Kasus Covid-19

"Hal ini merupakan sesuatu yang kami tunggu. Namun sampai hari ini, masih belum ada langkah yang lebih konkret dari pemerintah Tiongkok untuk menjaga perekonomian yang terus turun," tutur Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu (13/4)

Menurut Nico, Tiongkok butuh dukungan yang lebih besar dan stimulus yang lebih longgar untuk mendorong perekonomian. Sehingga, dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang berada di kisaran 5%.

Dengan adanya kebijakan lockdown, dikhawatirkan memberikan dampak yang lebih besar terhadap perekonomian Tiongkok. Lalu, ditambah dengan upaya pengendalian covid-19, yang justru memberikan tekanan terhadap perekonomian.

Nomura Holding Inc menyatakan bahwa perekonomian Tiongkok dapat berkontraksi pada kuartal II 2022 Ini jika lockdown diperpanjang hingga melewati April.

Baca juga: Awan Gelap Covid-19 Tutupi Shanghai

Pemerintah Tiongkok masih menjadikan pengendalian covid-19 sebagai prioritas. Saham Tiongkok terus terkoreksi, karena adanya laporan rekor kasus baru covid-19. Pemerintah menekankan bahwa langkah mendukung pertumbuhan terus dilakukan. Seperti, pemotongan pajak dan biaya, hingga insentif untuk tenaga kerja.

"Yang kami khawatirkan dari dampak lockdown di Tiongkok, yaitu akan memengaruhi pasokan global. Artinya, akan berpotensi mendorong harga-harga ikut naik," pungkas Nico.

Bagaimanapun, Tiongkok merupakan salah satu ekosistem utama dalam pasokan global. Kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tiongkok semakin memperburuk situasi dan kondisi kota yang mengalami lockdown. 

Alhasil, ada potensi aktivitas pabrik pada Maret akan turun ke level terendah sejak pandemi covid-19 dimulai. Tidak hanya aktivitas manufaktur yang berhenti, namun sektor jasa juga terkena dampak.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya