Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bank Sampoerna Catat Laba Meningkat 84%

Despian Nurhidayat
01/4/2022 09:05
Bank Sampoerna Catat Laba Meningkat 84%
CEO dan Founder UangTeman Aidil Zulkifli (kanan) dan Chief of SME, Funding, FI & Network Bank Sahabat Sampoerna Adji Anggono(Dok.Uang Teman)

Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) menutup tahun buku 2021 dengan kinerja yang baik. Laba bersih Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp86 miliar meningkat 84,0% jika dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya sebesar Rp47 miliar.

Pendapatan bunga bersih  2021 meningkat 8,0% dibandingkan pendapatan bunga bersih tahun 2020 menjadi Rp720 miliar. Peningkatan ini sendiri tak lepas dari kondisi perekonomian tahun 2021 yang telah lebih stabil sehingga pengelolaan likuiditas Bank Sampoerna dapat dijalankan lebih efisien dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) di tingkat 89,6% per akhir 2021, dibandingkan 78,4% pada akhir tahun 2020. Kredit yang disalurkan pada akhir tahun 2021 sendiri meningkat 3,9% ke Rp8,5 triliun dibandingkan posisi tahun sebelumnya (yoy).

Transformasi digital yang secara konsisten terus diusahakan Bank Sampoerna juga memberikan dampak yang baik pada kinerja keuangan Bank Sampoerna. Pendapatan operasional non-bunga pada tahun 2021 mengalami peningkatan signifikan sebesar 77,6% menjadi Rp42 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah transaksi digital terus bertumbuh dan untuk tahun 2021 mencapai sebesar 33,1 juta transaksi atau meningkat menjadi hampir 3 kali lipat jumlah transaksi sepanjang tahun 2020.

“Adalah komitmen kami untuk selalu melakukan transformasi dan memanfaatkan teknologi digital sambil berkolaborasi untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah kami, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah. Di samping layanan internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, dan virtual account, Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai perusahaan fintech. Melalui kolaborasi dengan berbagai perusahaan peer-to-peer (P2P)/ fintech lending seperti Mekar, Julo, Indodana, Kredivo, Akulaku, dan Julo, kami dapat lebih banyak memberikan pendanaan pada pelaku UMKM yang belum bankable," ungkap Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra dilansir dari keterangan resmi, Jumat (1/4).

"Lebih jauh, melalui kolaborasi dengan perusahan payment gateway (gerbang pembayaran) seperti Xendit, Instamoney, Safecash, dan Dhasatra, kami juga memfasilitasi berbagai transaksi digital. Hingga akhir 2021 sendiri, pembiayaan yang disalurkan Bank Sampoerna melalui perusahaan P2P dan fintech lending meningkat lebih dari 10 kali lipat hingga ratusan miliar rupiah dibandingkan penyaluran pada akhir tahun 2020,” sambungnya.

Dengan pengelolaan yang baik, rasio kredit bermasalah (NPL/ non-performing loan) dapat ditekan lebih rendah 10 basis poin pada akhir tahun 2021 menjadi 2,7% dibandingkan dengan rasio yang sama pada satu tahun sebelumnya. Penurunan NPL ini dibarengi pula dengan tren penurunan restrukturisasi kredit yang per akhir 2021 sekitar sepertiga total kredit yang disalurkan dibandingkan sekitar setengah kredit yang disalurkan di akhir tahun 2020.

Per Desember 2021 modal inti Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp2,05 triliun. dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) sebesar 26,0%, jauh di atas CAR per akhir tahun 2021 sebesar 19,1% ataupun ketentuan CAR minimum yang ditetapkan OJK.

“Sesuai dengan ketentuan yang ada, dengan dukungan pemegang saham, Bank Sampoerna siap untuk meningkatkan modal lebih lanjut menjadi Rp 3 triliun sebelum akhir tahun 2022 ini serta memberikan layanan yang lebih baik lagi bagi nasabah, teristimewa para pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah," pungkas Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah. (Des/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya