Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Harga Kebutuhan Pokok Sudah Naik, Pola Inflasi Ramadan Tahun Ini Diprediksi Lebih Tinggi 

M. Ilham Ramadhan Avisena
29/3/2022 20:21
Harga Kebutuhan Pokok Sudah Naik, Pola Inflasi Ramadan Tahun Ini Diprediksi Lebih Tinggi 
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga meninjau ketersediaan bahan pokok di Palembang, Sumatra Selatan(MI/Dwi Apriani)

BERDASARKAN pola musiman, tingkat inflasi, peningkatan inflasi pangan umum terjadi di masa Ramadan dan Idul Fitri. Di saat yang sama, daya beli masyarakat juga cenderung tertahan lantaran adanya perbedaan permintaan bahan pangan. 

Namun tahun ini dinilai akan ada peningkatan inflasi yang lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Itu disebabkan oleh kondisi global yang berdampak pada situasi dalam negeri. 

"Yang membedakan dengan momen Ramadan tahun ini, adalah harga beragam pangan strategis sudah mengalami tren kenaikan sebulan sebelum Ramadan," ujar Yusuf Rendy Manilet, ekonomi Center of Reform on Economics (CORE), Selasa (29/3). 

Potensi peningkatan inflasi yang lebih tinggi, kata Yusuf, tercermi dari pergerakan harga sejumlah komoditas seperti minyak goreng. Terlebih di saat yang sama, sentimen terhadap situasi geopolitik konflik Rusia dan Ukraina mendorong kenaikan harga energi dan sejumlah komoditas yang berakibat pada peningkatan inflasi global. 

Hal itu, menurutnya, berimbas pada kondisi perekonomian dan inflasi dalam negeri. Belum lagi kebijakan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% yang berlaku mulai 1 April 2022 diperkirakan akan mengerek tingkat inflasi Indonesia. 

Baca juga : Impor Dibutuhkan Untuk Memberi Nilai Tambah Pada Produk Lokal 

"Tarif PPN baru bisa mendorong tekanan terhadap inflasi di bulan Ramadan, hitungan kasar saya inflasi bisa berada di kisaran 0,8% sampai 1% secara bulanan di bulan April nanti," terang Yusuf. 

Naiknya tingkat inflasi akan berdampak pada kemampuan daya beli masyarakat. Pemerintah dinilai perlu memastikan agar tingkat konsumsi masyarakat tak tergerus akibat kondisi inflasi tersebut. 

Hal pertama yang dapat dilakukan pemerintah, kata Yusuf, ialah menggalakkan program Bantuan Sosial Tunai (BST) kepada masyarakat. BST itu dapat dikombinasikan dengan bantuan sembako yang disalurkan dalam dua bulan ke depan guna meringankan beban kelompok masyarakat miskin. 

"Kedua bantuan ini perlu karena dia juga menyasar tidak hanya kelompok miskin, tetapi juga kelompok rentan dah hampir miksin," pungkas Yusuf. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya