Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UNTUK mengantisipasi krisis energi akibat konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina, CEO Tesla Elon Musk mendorong negara Eropa untuk segera mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Pasalnya, negara Eropa yang tergantung dengan pasokan gas, ketar-ketir terhadap ancaman Rusia soal penyetopan gas. Negara di benua biru itu pun harus mengantisipasi pasokan energi dengan sumber lain.
“Saat ini sangat jelas bahwa Eropa harus mengoperasikan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah tidak aktif dan meningkatkan output daya yang sudah ada. Ini hal kritikal untuk keamanan nasional dan internasional," cuit Elon dalam akun Twitternya pada Senin (7/3).
Dia mengatakan ketakutan akan radiasi nuklir terlalu berlebihan. Elon sesumbar bahwa akan makan makanan yang ditanam secara lokal di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir.
Baca juga: Dampak Konflik Rusia-Ukraina, Perlambatan Ekonomi Tiongkok Berlanjut
"Saya melakukan ini di Jepang bertahun-tahun yang lalu, tak lama setelah Fukushima," katanya. "Risiko radiasi jauh, jauh lebih rendah daripada yang diyakini kebanyakan orang," klaimnya.
Menanggapi pernyataan Elon Musk, pengamat energi Bob S. Effendi mengaku mendukung hal tersebut. Dia menilai, nuklir adalah jalan menuju ketahanan energi nasional yang jelas telah terbukti dalam kasus krisis energi Eropa.
“Saya sepakat dengan pandangan Elon Musk yang saat ini sudah sangat jelas bahwa kebijakan energi Jerman yang terlalu mengandalkan energi yang sangat bergantung pada cuaca sangatlah tidak tepat," ungkapnya kepada wartawan.
Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia itu juga menjelaskan, banyaknya bauran energi terbarukan dan ditutupnya PLTN di Jerman telah menyebabkan negara itu harus bergantung pada pasokan gas Rusia untuk memberikan pasokan energi yang andal.
Namun, akibat perang Rusia di Ukraina, Jerman dikatakan memiliki opsi menggantikan pasokan gas Rusia dengan impor LNG yang jauh lebih mahal atau membuka opsi nuklir yang diklaim lebih murah dalam pembiayaan listrik.
Prancis juga disebut mengandalkan lebih dari 70% energi nuklir dan sekitar 7% gas dalam bauran energi di negaranya.
Bob mengatakan, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengumumkan akan membangun 14 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir baru sebagai respons dari krisis energi di Eropa.
Hal ini untuk dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca serta sebagai langkah untuk mengantisipasi harga energi yang terus naik. (Ins/OL-09)
Israel melancarkan serangan udara ke Iran pada Jumat (13/6).
Kementerian Luar Negeri Turki menyebut serangan udara Israel terhadap Iran sebagai tindakan terkutuk yang memperparah ketegangan di Timur Tengah.
Sejumlah komandan dan ilmuwan Iran menjadi korban tewas dalam serangan yang dilancarkan Israel.
Serangan Israel menargetkan program nuklir Iran serta sejumlah fasilitas militer lainnya.
Militer Israel menyebut memiliki intelijen yang menunjukkan program nuklir Iran semakin berkembang maju.
Serangan Israel diklaim melibatkan sekitar 200 jet tempur dan diarahkan ke sekitar 100 target strategis di berbagai wilayah Iran.
Elon Musk menelepon Presiden Donald Trump setelah ketegangan keduanya. Ia menyesali beberapa unggahan di media sosialnya.
Rusia menyatakan siap memberikan suaka politik kepada Elon Musk di tengah ketegangan dengan Donald Trump.
Ayah sang miliarder, Errol Musk, menyebut bahwa perseteruan antara Elon Musk dan Donald Trump hanya dipicu oleh tekanan psikologis dan kelelahan kedua tokoh tersebut.
Hubungan antara Trump dan Epstein memang sudah menjadi bagian dari catatan publik.
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, menyampaikan pernyataan keras terhadap Elon Musk, menyatakan tidak akan memberikan pengampunan
SpaceX dan Tesla, dua perusahaan terbesar milik Musk, diketahui menerima miliaran dolar AS dalam bentuk hibah pemerintah dan insentif lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved