Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Mentan: Presidensi G20 Indonesia Perlu Mendukung Peran Krusial Sektor Pertanian bagi Seluruh Dunia

Mediaindonesia.com
25/2/2022 08:10
Mentan: Presidensi G20 Indonesia Perlu Mendukung Peran Krusial Sektor Pertanian bagi Seluruh Dunia
Mentan SYL (tengah).(DOK KEMENTAN)

MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia sebagai satu bagian dari komunitas global, perlu mendukung peran krusial dari sektor pertanian dalam menyediakan pangan dan gizi penting bagi semua orang. Serta menjamin pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tanpa membiarkan satu ­orang pun tertinggal di belakang.

“Hal ini sangatlah penting dalam menangani tantangan ketahanan pangan di masa pandemi covid-19,” ungkapnya kepada Media Indonesia, kemarin.

Sebagai pemimpin Presidensi G20 pada Kelompok Kerja Sektor Pertanian (Agriculture Working Group), Syahrul menegaskan bahwa Kementerian Pertanian mengusung tema memastikan keseimbangan jaminan pasokan pangan nasional dari sumber produksi pertanian dalam negeri, serta jaminan kelancaran perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara untuk menjamin kecukupan pangan bagi seluruh dunia.

Baca Juga: Kementan: Penerapan SPI Harus Terintegrasi dari Hulu ke Hilir

“Terdapat tiga isu prioritas yang diusung oleh Kementan dalam Kelompok Kerja G20, yakni membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka, dapat diprediksi, dan transparan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi semua, serta mendorong kewirausahaan pertanian yang inovatif melalui pertanian digital untuk perbaikan penghidupan para petani di wilayah pedesaan,” kata Syahrul.

Lebih lanjut, menurutnya, saat ini seluruh negara di dunia harus dapat memastikan ketahanan pangan dan gizi bagi semua. Hal ini dapat diwujudkan melalui sistem pangan dan pertanian yang tangguh terhadap perubahan iklim, mendukung climate-smart agriculture, keseimbangan jaminan produksi pangan dan pertanian nasional, serta jaminan keandalan, kepastian dan keadilan perdagangan pangan, dan pertanian lintas batas negara.

Syahrul menekankan bahwa dalam acara G20 kali ini, Indonesia menyadari pentingnya ketahanan pangan di masa pandemi, sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Untuk itu, dia mengatakan perlu kerja sama dan komitmen bersama antarnegara G20 dalam beberapa hal.

Upaya itu di antaranya, pertama ialah mengintensifkan upaya pengumpulan data yang relevan dalam mendukung berbagai kebijakan berbasis fakta, hal ini kaitannya dengan food lost and waste (FLW) untuk memperkuat sistem pangan dan pertanian yang tangguh terhadap perubahan iklim.

Kedua, mendukung climate-smart agriculture dan mengakui pentingnya the Global Alliance for Climate Smart Agriculture sebagai media untuk berbagi pengetahuan. Ketiga, membangun konsep peta jalan terkait praktik-praktik terbaik dalam pemberdayaan dan penguatan peran UMKM untuk berkontribusi terhadap pencapaian ketahanan pangan gizi dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Keempat, mendorong terciptanya perdagangan pertanian yang terbuka, inklusif, tidak diskriminatif, terprediksi dan transparan. Kelima, mendorong keterlibatan atau peningkatan partisipasi lebih banyak aktor dalam rantai pangan pertanian, termasuk wanita dan pemuda di perdesaan. Dan keenam, memanfaatkan ketersediaan teknologi, termasuk teknologi digital dalam rangka mempromosikan kemitraan publik dan swasta (PPP) dalam menciptakan ekosistem digital.

Syahrul menilai bahwa saat ini, gangguan perdagangan juga telah berkontribusi terhadap volatilitas harga pangan. Fluktuasi harga pangan yang tidak dapat diprediksi juga secara signifikan akan mengurangi pendapatan dari produsen dan petani kecil, kehilangan jutaan pekerjaan, menyulitkan rencana finansial dan manajemen lingkungan serta berpotensi melebarkan kesenjangan sosial yang ada.

“Volatilitas harga pangan juga akan merusak status ketahanan pangan dan gizi, serta menurunkan pertumbuhan ekonomi dan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. Pasar yang berfungsi secara lebih baik, dengan meningkatkan akses informasi pasar bagi produsen, terutama bagi petani kecil, dapat berkontribusi untuk mengurangi volatilitas harga pangan dan peningkatan ketahanan pangan,” tegasnya.

Syahrul pun berharap, Indonesia dan negara G20 lainnya dapat melanjutkan komitmen jangka panjang untuk mengatasi tantangan dalam rangka meningkatan ketahanan pangan dan gizi global, serta mendukung keberlanjutan sistem pangan.

Menurutnya, implementasi yang efektif dari komitmen-komitmen tersebut akan meningkatan upaya internasional untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, dan berkontribusi untuk pencapaian SDGs.

“Negara-negara G20 diharapkan dapat mewujudkan ambisi, aksi percepatan dan katalisasi energi untuk upaya-upaya di forum global lainnya, sehingga secara bersama, keterlibatan global ini akan secara efektif mentransformasikan dan memperkuat sistem pangan global,” ujar Syahrul.

“Komitmen dan kerja sama negara G20 diharapakan dapat mendorong kolaborasi strategis di antara para pemangku kepentingan, untuk mempromosikan kolaborasi swasta dan pemerintah dalam membangun ekosistem pertanian digital,” pungkasnya. (Des/S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya