Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

NasDem Minta Kemendag Antisipasi Kenaikan Harga Kedelai

Cahya Mulyana
17/2/2022 20:50
NasDem Minta Kemendag Antisipasi Kenaikan Harga Kedelai
Kedelai(ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

NAIKNYA harga kedelai di pasar membuat pengrajin tahu dan tempe di keberatan. Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Partai NasDem Martin Manurung meminta kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk bergerak cepat dalam mengantisipasi naiknya harga kedelai di lapangan.

"Harus diantisipasi dan dilakukan langkah-langkah yang tepat. Kami minta Kemendag dan jajarannya untuk aktif turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan," ujar Martin Manurung dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/2).

Pengecekan dilakukan untuk memastikan apakah kenaikan harga ini karena komoditi kedelainya tidak ada di lapangan atau memang karena harga di globalnya yang mengalami kenaikan, karena mayoritas kedelai berasal dari impor.

"Komoditi ini (kedelai) dicek supply-nya seperti apa? Dicek juga masalahnya apa? Apakah ditingkat petani, ditingkat gudang atau ditingkat importir. Itu yang harus dicek oleh Kemendag," imbuh Martin.

Jangan-jangan, duga Martin, barangnya atau kedelainya belum keluar dari gudang sedangkan permintaan di masyarakat meningkat. Sebab, jika kedelai di lapangan minim sedangkan permintaan meningkat maka harganya akan naik. "Masalahnya dimana itu yang harus dijelaskan oleh Kemendag."

Baca juga: Mendag Ancam Tindak Tegas Penimbun Minyak Goreng

Prinsipnya, ujar Martin, kalau ada hambatan lakukan perbaikan dengan segera dan dibereskan dengan cepat, karena kedepan permintaan kebutuhan pokok akan mengalami kenaikan, bukan hanya kedelai tetapi semua komoditi karena ekonominya memang sedang naik.

Ketua DPP Partai NasDem ini juga berpesan kepada Kemendag agar yang dicek bukan hanya kedelai, minyak goreng tetapi produk-produk yang lain juga harus dicek karena permintaannya akan menaik sehingga perlu diantisipasi dari sekarang.

Jika perlu, politisi dari Sumatera Utara ini menyarankan agar melakukan koordinasi antara Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Pertanian untuk mencari solusi dari berbagai masalah yang ada.

"Perlu singkronisasi dengan kementerian lain. Disinilah peran Kementerian Koordinator untuk mempertemukan dan singkronisasi dengan Pergadangan, Perindustrian dan lainnya."

Seperti diketahui, para perajin tempe dan tahu berencana mogok produksi pada 21-23 Februari 2022. Ketua umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan aksi ini disebabkan naiknya harga kedelai. Kedelai merupakan bahan baku utama pembuatan tempe tahu. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya