Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Kementan: Awal 2022 Jadi Masa yang Baik Bagi Petani

Despian Nurhidayat
02/2/2022 14:28
Kementan: Awal 2022 Jadi Masa yang Baik Bagi Petani
Petani mengarungkan padinya yang baru dipanen di Desa Porame, Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (18/1/2022).(ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

KEPALA Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri menyebutkan bahwa awal tahun 2022 ini menjadi masa bagi petani menikmati harga gabah yang dibeli oleh pasar dengan harga tinggi.

Hal ini tergambarkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Januari 2022 meningkat signifikan bila dibandingkan dengan Desember 2021. Tercatat NTP naik 0,30% dan NTUP naik 0,12% dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kenaikan NTP menunjukkan bahwa petani bisa menikmati keuntungan dari hasil produksi mereka,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Rabu (2/2).

Kuntoro pun melihat, meski harga beras pun mengalami peningkatan, kenaikannya baik di tingkat grosir maupun eceran masih terkendali dan di bawah persentase kenaikan harga gabah.

Baca juga: Penyaluran Pupuk Bersubsidi ke Petani Baru 36,22 Persen

“Tentunya tren ini perlu terus dijaga. Kita harus terus upayakan selisih harga antara gabah di tingkat petani dan beras yang dibeli di konsumen tidak terlampau jauh. Agar tidak terjadi disparitas harga, Kementan akan senantiasa berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog yang memiliki wewenang di bagian hilir,” ujar Kuntoro.

Perlu diketahui, Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa kenaikan NTP disebabkan kenaikan harga jual beberapa komoditas, seperti gabah, kelapa sawit, dan ayam ras. Sementara itu, kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani dipicu oleh kenaikan harga ayam beras, minyak goreng, dan rokok.

Dari sejumlah subsektor yang dipantau, tanaman pangan menjadi subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi.

“NTP tanaman pangan mencapai 100,86 atau meningkat sebanyak 0,98% dibandingkan bulan sebelumnya. Penyebabnya adalah kenaikan indeks harga yang diterima petani meningkat hingga 1,48%,” sebut Margo.

Sementara itu, NTUP Januari 2022 tercatat sebesar 108,65, naik 0,12% dibandingkan bulan sebelumnya. Berbeda dengan NTP, pembanding untuk penghitungan NTUP adalah indeks biaya produksi dan penambangan barang modal (BPPBM).

“BPPBM naik sebanyak 0,68%, masih di bawah persentase kenaikan indeks harga yang diterima petani,” terangnya.

Performa subsektor tanaman pangan memang tidak bisa dilepaskan dari tren harga gabah di tingkat petani. Margo menyebutkan gabah petani dalam bentuk gabah kering panen (GKP) naik sebesar 4,96 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kenaikan ini meningkat dibandingkan persentase kenaikan bulan sebelumnya sebesar 2,64%,” tutur Margo.

Harga beras pun turut mengalami peningkatan. Tercatat pada Januari 2022, harga beras grosir meningkat 0,64% dan di tingkat pengecer sebesar 0,94%. (Des/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya