Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Indonesia Hadapi Banyak Tantangan Pemulihan di 2022

M. Ilham Ramadhan Avisena
25/1/2022 13:48
 Indonesia Hadapi Banyak Tantangan Pemulihan di 2022
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia menghadapi banyak tantangan pemulihan di 2022(ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, Indonesia memiliki banyak tantangan pemulihan ekonomi di 2022. Selain ketidakpastian dari pandemi covid-19, dinamika perekonomian global turut membayangi laju pemulihan Indonesia.

Tantangan yang tidak bisa dihindari antara lain, tidak meratanya distribusi vaksin, pelemahan ekonomi di Tiongkok akibat ambruknya sektor properti, krisis energi di sejumlah negara, dan pengetatan kebijakan moneter oleh The Federal Reserve (The Fed).

"Terkait dengan situasi-situasi tersebut, kita perlu merespon secara fleksibel dan adaptif," kata Airlangga saat memberi sambutan dalam Indonesia Economic Outlook 2022 bertema Momentum Presidensi G20 untuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Selasa (25/1).

Respon fleksibel dan adaptif itu akan didorong dengan terus meningkatkan efektivitas vaksinasi. Pasalnya, akselerasi vaksinasi dinilai ampuh membuat perekonomian nasional kembali bergeliat. Terlebih, imbuh Airlangga, penanganan pandemi saat ini memiliki tren yang cukup positif.

Pengambil kebijakan juga akan mengejar target tuntasnya vaksinasi primer di triwulan II 2022. Beriringan dengan itu, vaksin booster juga mulai digulirkan sejak 12 Januari 2021 untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Sementara dari sisi perekonomian, lanjut Airlangga, pemerintah telah mengalokasikan dana progtak Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 yang memiliki fokus pada tiga bidang, yakni, kesehatan, perlindungan masyarakat, dan penguatan ekonomi. Dia berharap stimulus tersebut mampu menjaga pengendalian pandemi dan mengerek pertumbuhan ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi di 2022 ditargetkan dapat tumbuh 5,2%, dan penanganan covid dan pemulihan ekonomi akan menentukan pencapaian target tersebut. Oleh karenanya kerja sama para stakeholder sangat diperlukan dan ini menjadi kunci bagi pemulihan dan mendorong pembangunan ke depan," urai dia.

Baca juga:  Mandiri Investment Forum 2022 Hadirkan Ribuan Investor Dunia, Catat Agendanya

Selain itu, secara beriringan pemerintah juga menjalankan agenda transformasi ekonomi. Tujuannya, untuk membuat Indonesia memiliki fondasi perekonomian yang kokoh pascapandemi. Transformasi itu diwujudkan melalui ragam regulasi yang dikeluarkan, salah satunya ialah Undang Undang 11/2020 tentang Cipta Kerja.

Salah satu aturan dalam produk hukum tersebut ialah kemudahan investasi dan berusaha. Diharapkan, penanam modal akan menaruh minat dan berinvestasi di Tanah Air. Pasalnya, investasi yang masif dapat mendorong penciptaan lapangan kerja secara luas. Karenanya, pemerintah menawarkan sejumlah insentif bagi pemodal yang berinvestasi di Indonesia.

"Terdapat 246 bidang usaha prioritas yang terbuka bagi penanaman modal dan tentunya diberikan insentif baik fiskal maupun non fiskal. Kemudahan investasi tentu perlu didorong oleh para pemda, dan agar pencapaian lapangan kerja bisa lebih luas dan terjasdi akselerasi pemulihan ekonomi di masyarakat," jelas Airlangga.

Dia menambahkan, salah satu faktor yang juga bisa mendorong perekonomian Indonesia ialah Presidensi G20 2022. Pasalnya, kata Airlangga, gelaran yang mempertemukan 18 ribu delegasi di 19 kota dalam 150 pertemuan tersebut memiliki dampak keekonomian yang positif.

"Salah satu yang juga akan didorong di 2022 adalah keketuaan atau presidensi Indonesia di G20, Indonesia akan berada di dalam panggung dunia, sehingga tentu diharapkan ini akan mengikuti peningkatan perdagangan maupun investasi," imbuhnya.

"Diperkirakan akan mendorong kegiatan yang akan mempekerjakan 33 ribu lapangan kerja, meingkatkan konsumsi sebesar Rp1,7 triliun, dan meningkatkan PDB nasional sebesar Rp7,4 triliun, dan akan bermanfaat 2 kali lipat dari penyelenggaraan IMF-WB di 2018 lalu," pungkas Airlangga. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya