Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
DIREKTUR Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya Mohammad Khusaini menuturkan, pemerintah harus bisa mengendalikan kasus omikron di Tanah Air agar tidak muncul gelombang ketiga. Pasalnya, upaya ini akan berpengaruh pada ekonomi nasional yang diproyeksikan tumbuh 5,2% di 2022.
"'Ini diperkirakan terus tumbuh positif di 2023. Pemerinrah harus waspadai third wave karena pada gelombang sebelumnya sudah bisa diantisipasi dengan bagus. Pemerintah juga lakukan mempercepat vaksinasi," ujarnya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan MUI Jatim TV, Jumat (14/1).
Dia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi yang membaik dibanding 2020, harus dijaga tren positifnya. Pendorongnya berasal dari sektor barang dan jasa yang naik, dengan tercatat penjualan mobil Indonesia yang mencapai 790 ribu unit per Januari-November 2021, atau naik 48% year on year (yoy).
"Kebijakan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) bisa mendongkrak tingkat konsumsi makro Indonesia. Ini berdampak positif ke perekonomian," jelas Khusaini.
Dukungan konsumen dilihat indeks penjualan riil dan indeks keyakinan konsumen (IKK) juga dianggap positif. Di tahun ini penting untuk membangun optimisme konsumen di tengah persoalan krisis kesehatan.
Dari catatan Bank Indonesia, IKK pada Desember 2021 sebesar 118,3 atau berada pada area optimis, relatif stabil dibandingkan dengan indeks pada November 2021 sebesar 118,5.
Baca juga : Tingkatkan Profesionalisme BUMN, Erick Thohir Perbanyak Talenta Kompeten
"Dari segi fiskal juga dikatakan relatif terjaga pada 2021. Pendapatan negara terealisasi 97% sedangkan penerimaan perpajakan capai 91%. Belanja negara terealisasi lebih rendah hanya 84%, jelasnya.
Sementara, Anggota Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional Iqbal Mochtar menyatakan, Indonesia baik dalam mengendalikan kasus covid-19. Jumlah kasus terkonfirmasi terbilang rendah dibanding Vietnam dan Malaysia.
"Di 2022 soal penyebaran kasus masih akan meluas dengan fluktuasi. Kasus akan naik turun tergantung kebijakan restriksi yang dilakukan pemerintah. Mungkin kiya belun bisa mendapatkan kasus yang turun terus karena adanya varian," ungkapnya.
Omikron terdeteksi sebagai varian ke-15 covid-19. Di 2022 ini diprediksi akan muncul varian ke 17 dan 18 walaupun tingkat kefatalan bervariasi.
"Varian ini akan terus muncul akibat dari kasus global. Meski kasus akan tinggi tapi tingkat kefatalan akan berkurang atau menurun. Dalam perjalanan berikutnya kita juga harus mementingkan kesehatan dan ekonomi, ada gas rem dalam kebijakan," pungkasnya. (OL-7)
DATA Badan Pusat Statistik (BPS) belakangan ini dikritik dan menjadi diskursus di ruang publik. Itu karena angka-angka yang dirilis dianggap tidak mencerminkan realitas yang ada. Angka
Presiden rabowo Subianto menyoroti capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12% sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan G20 maupun ASEAN.
Pemerintah provinsi sangat aktif dan peduli terhadap dunia usaha, bahkan turun langsung ke lapangan untuk memastikan sinergi berjalan.
Menteri Pariwisata menjelaskan perjalanan wisatawan nusantara pada kuartal kedua 2025 mencapai 331,37 juta perjalanan atau meningkat 22,32% dibandingkan kuartal kedua 2024.
Gaikindo menyatakan daya beli masyarakat saat ini masih lesu, tercermin dari tren penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Core menilai ada kejanggalan beberapa komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
Pengawasan dan pemantauan di pintu masuk internasional tetap ditingkatkan melalui SatuSehat Health Pass (SSHP).
KASUS Covid-19 kembali naik, Pemerintah Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, mewaspadai munculnya Covid-19 JN1 dengan pengawasan ketat di pintu masuk kota.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
"Jadi bukan dari varian yang menginfeksinya. Kelompok dengan kekebalan rendah seperti lansia, orang dengan komorbid, diabetes, hipertensi, gangguan ginjal khususnya yang tidak terkontrol
"Peningkatan Kasus juga tidak ada hubungannya dengan peningkatan kasus di Singapura ya. Di Indonesia bukan lonjakan tapi peningkatan kasus karena dari 60 ke 267 kasus baru dari minggu ini saja,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved