Pemerintah Harus Kendalikan Penyebaran Omikron untuk Jaga Pertumbuhan Ekonomi 

Insi Nantika Jelita
14/1/2022 22:12
Pemerintah Harus Kendalikan Penyebaran Omikron untuk Jaga Pertumbuhan Ekonomi 
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta(Antara/Sigid Kurniawan)

DIREKTUR Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya Mohammad Khusaini menuturkan, pemerintah harus bisa mengendalikan kasus omikron di Tanah Air agar tidak muncul gelombang ketiga. Pasalnya, upaya ini akan berpengaruh pada ekonomi nasional yang diproyeksikan tumbuh 5,2% di 2022. 

"'Ini diperkirakan terus tumbuh positif di 2023. Pemerinrah harus waspadai third wave karena pada gelombang sebelumnya sudah bisa diantisipasi dengan bagus. Pemerintah juga lakukan mempercepat vaksinasi," ujarnya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan MUI Jatim TV, Jumat (14/1). 

Dia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi yang membaik dibanding 2020, harus dijaga tren positifnya. Pendorongnya berasal dari sektor barang dan jasa yang naik, dengan tercatat penjualan mobil Indonesia yang mencapai 790 ribu unit per Januari-November 2021, atau naik 48% year on year (yoy). 

"Kebijakan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) bisa mendongkrak tingkat konsumsi makro Indonesia. Ini berdampak positif ke perekonomian," jelas Khusaini. 

Dukungan konsumen dilihat indeks penjualan riil dan indeks keyakinan konsumen (IKK) juga dianggap positif. Di tahun ini penting untuk membangun optimisme konsumen di tengah persoalan krisis kesehatan. 

Dari catatan Bank Indonesia, IKK pada Desember 2021 sebesar 118,3 atau berada pada area optimis, relatif stabil dibandingkan dengan indeks pada November 2021 sebesar 118,5. 

Baca juga : Tingkatkan Profesionalisme BUMN, Erick Thohir Perbanyak Talenta Kompeten

"Dari segi fiskal juga dikatakan relatif terjaga pada 2021. Pendapatan negara terealisasi 97% sedangkan penerimaan perpajakan capai 91%. Belanja negara terealisasi lebih rendah hanya 84%, jelasnya. 

Sementara, Anggota Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional Iqbal Mochtar menyatakan, Indonesia baik dalam mengendalikan kasus covid-19. Jumlah kasus terkonfirmasi terbilang rendah dibanding Vietnam dan Malaysia. 

"Di 2022 soal penyebaran kasus masih akan meluas dengan fluktuasi. Kasus akan naik turun tergantung kebijakan restriksi yang dilakukan pemerintah. Mungkin kiya belun bisa mendapatkan kasus yang turun terus karena adanya varian," ungkapnya. 

Omikron terdeteksi sebagai varian ke-15 covid-19. Di 2022 ini diprediksi akan muncul varian ke 17 dan 18 walaupun tingkat kefatalan bervariasi. 

"Varian ini akan terus muncul akibat dari kasus global. Meski kasus akan tinggi tapi tingkat kefatalan akan berkurang atau menurun. Dalam perjalanan berikutnya kita juga harus mementingkan kesehatan dan ekonomi, ada gas rem dalam kebijakan," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya