Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Menkeu: Realisasi Sementara APBN 2021 Masih Sangat Positif 

Despian Nurhidayat
03/1/2022 19:30
Menkeu: Realisasi Sementara APBN 2021 Masih Sangat Positif 
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers realisasi APBN(Antara/Sigid Kurniawan)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi sementara APBN 2021 menunjukkan hal yang sangat positif. Hal ini terlihat dari beberapa capaian yang melebihi asumsi makro APBN 2021. 

Seperti inflasi yang tercatat masih rendah di angka 1,87% dibandingkan asumsi makro yang diperkirakan mencapai 3%. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika juga masih menguat Rp14.312 dibandingkan asumsi makro sebesar Rp14.600. Tingkat suku bunga SBN-10 tahun tercatat 6,35% dibandingkan asumsi makro sebesar 7,29% 

Sementara itu, realisasi pertumbuhan ekonomi sementara diperkirakan akan mencapai 3,7%, di mana angka ini turun dibandingkan asumsi makro sebesar 5%, harga minyak mencapai 68,5 USD/barrel, naik dibandingkan asumsi makro yang sebesar 45 USD/barrel, lifting minyak rendah atau mencapai 662 rbph dibandingkan asumsi makro sebesar 705 rbph, dan lifting gas mencapai 982 rbsmph dari asumsi makro sebesar 1.007 rbsmph. 

"Dengan asumsi makro yang mengalami defiasi ini, APBN 2021 ini kita lihat sangat positif," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: Realisasi (Sementara) Pelaksanaan APBN 2021 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (3/1). 

Baca juga : Awal 2022, Pertamina Mengebor Enam Sumur Pengembangan 

Lebih lanjut, sampai dengan 31 Desember 2021, pendapatan negara berhasil mencapai Rp2.003,1 triliun atau melebihi target semula yang sebesar Rp1.743,6 triliun. Secara rinci, pendapatan negara ini terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp1.277,5 triliun, kepabeanan Rp269 triliun, dan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Rp452 triliun. 

Sementara itu, belanja negara juga dikatakan masih cukup kuat dan masih terjadi ekspansi, di mana belanja negara mencapai Rp2.786,8 triliun atau melebihi target semula sebesar Rp2.750 triiliun. 

"Belanja negara kita keep growing. BPP (Belanja Pemerintah Pusat) mencapai Rp2.001 triliun, di mana terdiri dari belanja K/L  Rp1.189,1 triliun dan belanja non K/L Rp812 triliun. Sementara itu, TKDD (Transfer Ke Daerah dan Dana Desa) stabil Rp785,7 triliun," kata Sri Mulyani. 

"Keseimbangan primer APBN 2021 sendiri mencapai Rp440,2 triliun serta defisit APBN 2021 sendiri hanya mencapai 4,65% atau lebih kecil dibandingkan desain defisit APBN 2021 yang sebesar 5,70%," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik