Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Siapakah Otak di Balik Deepfake dan Bagaimana Semuanya Dimulai?

Margaretha Tiffany
20/8/2025 13:14
Siapakah Otak di Balik Deepfake dan Bagaimana Semuanya Dimulai?
Ilustrasi(BBC)

Baru-baru ini Menteri Keuangan Republik indonesia terkena kasus akibat deepfake yang memperlihatkan ia mengatakan guru adalah beban negara. Kasus ini menjadi perhatian publik karena besarnya dampak negatif dari deepfake. Lalu siapakah sebenarnya di balik Deepfake tersebut?

Deepfake bukanlah teknologi baru. Teknologi “tukar wajah” ini, di mana wajah seseorang diganti dengan wajah orang lain untuk mengubah identitasnya, mulai mencuri perhatian pada tahun 2017 ketika muncul sebuah deepfake Presiden Barack Obama. Video itu dibuat dan disuarakan oleh sutradara Jordan Peele bekerja sama dengan BuzzFeed, yang memperingatkan penonton tentang kemajuan teknologi yang dapat membuat seseorang terlihat seolah-olah mengatakan atau melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan.

Bahkan pada saat itu, pihak forensik di Pentagon mengatakan membuat deepfake lebih mudah daripada mendeteksinya. Coba bayangkan betapa sulitnya membedakan deepfake dari video asli saat ini.

Deepfake awalnya dibuat oleh pengguna Reddit dengan nama pengguna ‘deepfakes’. Awalnya ia membuat video fan-made dengan menempelkan wajah selebriti ke dalam klip pornografi, lalu menyebarkannya secara online. 

Seorang pengguna lain dengan nama pengguna ‘deepfakeapp’ membuat FakeApp sebuah aplikasi yang mudah digunakan dan memungkinkan siapa pun membuat ulang video deepfake mereka sendiri dengan menggunakan aset pribadi. 

Saat ini, siapa pun bisa membuat deepfake sendiri karena proses pembuatannya sangat sederhana. Deepfake bekerja dengan teknologi deep learning, cabang dari kecerdasan buatan yang meniru cara mengenali pola. Model AI mempelajari ribuan gambar dan video seseorang, menganalisis ekspresi wajah, gerakan, serta pola suaranya. Setelah itu, model ini menggunakan Generative Adversarial Networks (GANs).

AI membuat simulasi realistis dari orang tersebut dalam konten baru. GAN sendiri terdiri dari dua jaringan neural: satu bertugas menciptakan konten (generator), sedangkan yang lain berusaha mendeteksi apakah konten itu palsu (discriminator).

Dengan memanfaatkan teknologi pengenalan wajah dan proses encoder-decoder, deepfake dapat menukar wajah seseorang dengan tubuh orang lain secara realistis. Untuk menghindari deepfake di era teknologi semakin canggih, kita perlu menggunakan media sosial secara bijak. Pernyataan ini juga ditegaskan Sri Mulyani saat menyampaikan pidato di Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB pada 7 Agustus 2025. (Vice/CNET/Medcom/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya