Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
DI era digital saat ini, konten yang tampak nyata bisa menipu dan membingungkan kita. Tidak semua yang terlihat asli di layar benar-benar nyata.
Manipulasi AI semakin meyakinkan. Fenomena ini disebut deepfake. Saat ini, deepfake semakin sulit dibedakan oleh orang biasa.
Deepfake adalah teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menciptakan video dan audio palsu.Wajah dan suara seseorang dapat diganti sehingga tampak melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak dilakukan.
Teknologi yang muncul pada 2017 ini berkembang dengan kemampuan semakin canggih dan kini berdampak pada politik, hiburan, dan keamanan pribadi. Memahami deepfake penting agar masyarakat bisa mengenali risiko konten manipulatif yang merusak reputasi dan menyebarkan informasi salah.
Para peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) membuat eksperimen Detect Fakes untuk melatih masyarakat mengenali konten palsu. Melalui video, audio, dan teks interaktif, pengguna belajar membedakan konten asli dan palsu sekaligus meningkatkan kesadaran akan manipulasi digital.
Tip Deteksi Deepfake
Berikut tips mendeteksi konten yang dimanipulasi AI menurut MIT.
Deepfake kelas atas hampir selalu memodifikasi wajah, ekspresi, dan gerakan agar tampak asli.
Perhatikan bagian pipi dan dahi pada gambar. Apakah kulit tampak terlalu halus atau keriput dibanding usia orang tersebut? Kesesuaian kulit dengan rambut dan mata sering kali tidak konsisten pada deepfake.
Amati mata dan alis orang dalam gambar. Apakah bayangan muncul di tempat yang wajar? Bayangan dan pencahayaan pada mata dan alis kadang tidak alami, menandakan manipulasi.
Perhatikan pantulan cahaya pada kacamata. Silau atau pantulan cahaya pada kacamata bisa terlihat tidak konsisten saat orang bergerak, menandakan deepfake.
Perhatikan kumis, cambang, atau jenggot. Apakah tampak alami dan menyatu dengan wajah? Deepfake kerap menambah atau menghapus, menjadi tidak realistis.
Tahi lalat yang dipindah, dihapus, atau terlihat aneh bisa menjadi indikator deepfake.
Amati frekuensi kedipan orang dalam gambar. Apakah tampak wajar atau terlalu sering? Kedipan yang terlalu sering atau tidak alami menandakan manipulasi AI.
Amati gerakan bibir orang dalam gambar. Apakah tampak alami dan sesuai suara? Beberapa deepfake menekankan pada sinkronisasi bibir, namun seringkali gagal menampilkan gerakan yang terlihat alami. Ketidaksesuaian ini dapat menjadi indikator bahwa video telah dimanipulasi AI.
Teknologi deepfake semakin canggih, memahami tanda-tandanya membuat kita lebih waspada. Langkah sederhana ini penting untuk menjaga kepercayaan dan keamanan di dunia digital yang semakin kompleks. (media.mit.edu/kominfo.kuburaya.go.id/Z-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved