Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Erick Ingatkan Ekonomi Indonesia akan Lampu Kuning di 2038

Insi Nantika Jelita
11/12/2021 21:10
Erick Ingatkan Ekonomi Indonesia akan Lampu Kuning di 2038
Ilustrasi.(Antara/Gusti Tanati.)

MENTERI BUMN Erick Thohir menyebut pertumbuhan perekonomian Indonesia akan dihadapi pada sejumlah masalah, salah satunya mengenai bonus demografi hingga 2038. Nanti, penduduk Indonesia akan lebih banyak datang dari kalangan usia yang tidak produktif alias bukan milenial.

"Kita masih tumbuh terus hingga 2045. Tapi di 2038, kita sudah mulai lampu kuning. Ketika pertumbuhannya melambat, bonus demografi banyak. Nanti berubah, orang tua yang banyak, middle class menyusut, ini realita," jelasnya dalam Orasi Ilmiah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) secara virtual, Sabtu (11/12).

Permasalahan itu ditambah dengan Indonesia yang masih mengimpor 50% raw material atau bahan baku, sehingga hilirisasi dianggap belum maksimal. Negara ASEAN lain seperti Singapura dan Malaysia sudah mampu mengekspor barang jadi.

Erick menyebut BUMN sebagai sepertiga dari kekuatan ekonomi Indonesia harus melakukan penyeimbangan dan intervensi. Hal ini agar Indonesia nanti menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia.

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Negara-Negara Maju (OECD) memperkirakan, ekonomi Indonesia akan mencapai U$Rp8,89 triliun dan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia di 2045. "Karena itu, dari 41 BUMN (hasil klasterisasi) yang dividen 11. Bukannya banyak-banyakan BUMN, tetapi BUMN yang sehat yang kita jaga," ucapnya.

Baca juga: 2022, BSD City Uji Coba Kendaraan Listrik tanpa Pengemudi

Meski terdampak pandemi, BUMN dikatakan mampu menghasilkan pertumbuhan kinerja keuangan secara konsolidasian sepanjang tahun lalu, yakni berkontribusi ke negara sebesar Rp377 triliun dari pajak, dividen, dan PNBP. "Laba bersih BUMN kita tadi hanya Rp13 triliun, tahun ini sudah Rp61 triliun akibat efisiensi dengan komitmen dan klasterisasi yang sehat," tuturnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya