Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Di Tengah Pandemi, Koperasi Binaan Binaan Pertamina Field Tambun Ini Malah Kebanjiran Order

Mediaindonesia.com
03/12/2021 23:20
Di Tengah Pandemi, Koperasi Binaan Binaan Pertamina Field Tambun Ini Malah Kebanjiran Order
Produksi olahan rumput laut produksi Koperasi Mina Agar Makmur(Dok.Ist)

DUA  tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia, tidak menyurutkan  Koperasi Mina Agar Makmur, untuk maju meningkatkan produksi rumput lautnya

Mitra binaan Subholding Upstream Regional Jawa Bagian Barat Field Tambun itu menjadikan pandemi sebagai penambah semangat pengurus dan anggota koperasi untuk meningkatkan produksi.

“Produksi rumut laut kering dan produk olahan rumput laut tetap stabil, hanya awal COVID-19 dan masa PSBB saja turun sedikit karena pembatasan pekerja,” ujar  Ketua Koperasi Mina Agar Makmur, Usup Supriatna.

Ia menceritakan bahwa  permintaan akan rumput laut kering dan agar-agar rumput laut yang dihasilkan oleh Koperasi Mina Agar Makmur cukup tinggi. Konsumen tertarik atas mutu rumput laut kering dan produk hasil olahan rumput laut yang dihasilkan oleh Koperasi. 

“Ada permintaan olahan rumput laut 1 ton per bulan ke India, kami tolak. Kami tak sanggup memasok sebanyak itu. Kami juga baru mencoba memasok ke Jepang melalui pihak ketiga, itu pun baru 15 kg,” ujarnya.

Menurut Usup, Koperasi  menjual rumput laut kering kepada salah satu perusahaan pengolahan rumput laut di Jakarta. Setiap bulan dikirim sekitar 100 ton. “Kalau kami produksi lebih dari 1.200 ton pun, perusahaan tersebut siap menampung,” ujarnya.

Harga jual rumput laut dari Koperasi Mina Agar Makmur Rp5000 per kilogram. Dengan asumsi produksi 1.200 ton per tahun, Koperasi  mengeruk keuntungan sekitar Rp6 miliar. “Itu belum termasuk omzet dari pengolahan agar-agar rumput laut,” ujar Usup. 

Selain menjual rumput laut kering, melalui Kelompok Anugerah Pertiwi yang menjadi  binaan Koperasi Mina Agar Makmur, diproduksi olahan agar-agar dari rumput laut. Ada dua produk yang dijual Kelompok Anugerah Pertiwi, yaitu Agar Stik dan Mie  Kristal. Pembuatan dan pengolahan kedua produk ini dilakukan di Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang. 

Fasilitas pengolahan agar-agar rumput laut olahan Kelompok Anugerah Pertiwi cukup lengkap. Selain memiliki beberapa unit freezer, juga tempat pengeringan rumput laut, dan pengolahan racikan bumbu untuk penyedap rasa mie kristal dalam mangkuk kertas (paper bowl). 

“Mie kristal agar-agar rumput laut ini banyak disukai, bahkan salah satu konsultan kesehatan di daerah Jakarta  memesan mie kristal ini untuk diet Kesehatan,” ujar Usup.

Sebuah perusahaan konsultan Kesehatan di Jakarta  Selatan menjadi pelanggan setia mie kristal produksi Kelompok Anugerah Pertiwi. 
Mie kristal  olahan Kelompok Anugerah Pertiwi berasal dari agar-agar rumput laut berkualitas terbaik. Produk ini dinilai sangat tinggi serat pangan, rendah kandungan karbohidrat sehingga menyehatkan pencernaan. “Mie kristal ini cocok untuk makanan alternatif penderita gula darah tinggi/diabetes, diet rendah karbohidrat,” katanya.

Sebelum memproduksi mie kristal, Kelompok Anugerah Pertiwi lebih diterima pasar terlebih dahulu memasarkan Agar Strip. 

Agar Strip adalah makanan olahan rumput laut jenis Glacilaria sp. yang mengandung serat tinggi dan cocok dijadikan menu diet. Makanan jenis ini banyak digemari di China dan Jepang.

Inovasi produk hilir rumput laut Kelompok Anugerah Pertiwi sejatinya bermula lewat Agar Strip yang diinovasikan pada 2018 berkat bantuan dari Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP), sekarang Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BP3KP). 

Menurut Supriadi, Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan  Perikanan Kabupaten Karawang, optimismenya bahwa budidaya rumput laut di Karawang akan kian berkembang seiring masyarakat yang semakin menggemari makanan sehat dari rumput laut. "Saya berasumsi (budidaya) rumput laut ini akan tren ke depan karena hamanya juga relatif hampir tidak ada," katanya. (RO/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya