Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Presiden Akui Produksi Jagung Nasional belum Cukup

Andhika Prasetyo
23/11/2021 15:03
Presiden Akui Produksi Jagung Nasional belum Cukup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menghadirkan mesin pengolahan benih jagung.(DOK Pemprov Sulsel.)

PRESIDEN Joko Widodo mengakui produksi jagung di Tanah Air masih jauh dari angka kebutuhan. Ia pun berharap upaya intensifikasi berupa pembekalan dan penguatan manajemen tanam dapat menjadi solusi dari persoalan tersebut.

"Produksi jagung secara nasional memang masih kurang. Kami mengharapkan dengan semakin banyak petani yang menanam jagung, kekurangan stok secara nasional dapat segera kita tutup dan tidak usah impor lagi," ujar Jokowi usai menanam jagung bersama para petani di Jeneponto, Sulawesi Selatan, Selasa (23/11).

Kementerian Pertanian mengaku telah memberikan bekal berupa benih unggul dan alat mesin pertanian kepada para petani di Jeneponto. Harapannya, bekal tersebut dapat mendongkrak produksi jagung di kawasan yang merupakan salah satu daerah penghasil utama. "Kami mengharapkan dari setiap hektare nanti akan muncul hasil 6 sampai 7 ton dan di seluruh Sulawesi Selatan kami mengharapkan juga akan keluar produksi 1,8 juta ton," ucap Jokowi.

Selain upaya intensifikasi, pemerintah juga berupaya mengangkat produksi jagung melalui skema intensifikasi atau perluasan lahan. Kementerian Pertanian mengaku telah menyiapkan rencana untuk mengekspansi lahan 1.000 ha tersebut menjadi 30.000 ha dalam beberapa tahun ke depan.

Jokowi berharap, dengan produksi yang semakin besar, problema jagung di Tanah Air dapat segera berakhir. Tidak akan ada lagi masalah seperti jagung yang langka sehingga harga melambung tinggi dan membuat industri pakan dan pangan ketar-ketir.

Baca juga: Menkeu: Serapan Anggaran Pemda Rendah, Pemulihan Terhambat

"Untuk harga, sekarang memang sangat baik untuk petani. Tadi saya tanya, per kilogram mencapai Rp4.000. Tetapi kalau terlalu tinggi, yang senang hanya petani. Di sisi lain para peternak akan mengeluh karena harga pakan menjadi tinggi. Ini memang dua hal yang harus bisa seimbang, petani untung, peternak juga harus untung. Keseimbangan ini bisa tercapai kalau produksi secara nasional tercukupi," tandasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya