Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Garuda Masih Rugi : Pendapatan Rp8 T, Biaya Operasional Rp18,3 T 

Insi Nantika Jelita
16/11/2021 17:49
Garuda Masih Rugi : Pendapatan Rp8 T, Biaya Operasional Rp18,3 T 
Pesawat Garuda Indonesia di fasilitas GMF(MI/Angga Yuniar)

MASKAPAI Garuda Indonesia mengaku masih mengalami kerugian hingga September 2021. Perusahaan pelat merah itu mencatatkan total pendapatan sebesar US$568 juta atau sekitar Rp8 triliun. Sementara, total biaya operasional sebesar US$1,29 miliar atau setara Rp18,3 triliun per September. 

"Perseroan masih mencatatkan kerugian opersional yang disebabkan oleh struktur biaya yang sebagian besar bersifat tetap/fixed, yang tidak sebanding dengan penurunan signifikan atas revenue perseroan imbas kondisi pandemi covid-19," ungkap Manajemen Garuda pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (16/11). 

Garuda menyebut, jumlah penumpang hingga September ini sebanyak 2,3 juta pax atau hingga akhir tahun diproyeksikan sebanyak 3,3 juta. Angka ini turun 17% dari jumlah pax di 2019 sebelum pandemi merebak. 

Tahun depan, Garuda Indonesia berencana menutup 97 rute. Perseroan menyampaikan, keputusan ini sejalan dengan proses restrukturisasi yang ditempuh dengan mengoptimalisasi rute penerbangan pada domestik. 

Adapun rute internasional yang diterbangkan oleh perseroan dikatakan masih selective routes atau rute yang selektif yang dianggap dapat menguntungkan maskapai itu, seperti ke Tiongkok atau Australia melalui penerbangan kargo. 

Baca juga : Erick Thohir: Hentikan Pencitraan yang Merusak BUMN

Namun demikian, seiring dengan kondisi pandemi yang saat ini mulai terkendali dan dengan diperlonggarnya kebijakan mobilitas masyarakat di masa PPKM diterapkan, diharapkan kondisi ini dapat mendorong peningkatan revenue atau pendapatan bagi Garuda. 

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku mendapat paksaan soal pembukaan rute penerbangan. Pasalnya, pihaknya berkeyakinan penutupan rute tersebut karena tidak membawa keuntungan bagi maskapai akibat sepi penumpang. 

"Soal business plan, pertama Garuda harus untung. Kita tahu bikin untung, enggak usah gaya-gayaan, kita tahu. Tapi, selama ini kita terdesak bikin kami enggak untung karena ada banyak tekanan membuka rute," ungkapnya saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Kompleks Senayan, Selasa (9/11). 

Salah satu rute penerbangan yang ditutup Garuda ialah Bandar Udara Internasional Juwata di Tarakan, Kalimantan Utara. Irfan pun meminta pengertian soal penutupan ini untuk kepentingan bisnis maskapai itu yang tengah dirundung masalah finansial akibat utang yang mencapai US$9,8 miliar. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya