Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Juragan Tower Indonesia IPO, Ini Profil tentang Mitratel

Mediaindonesia.com
29/10/2021 17:46
Juragan Tower Indonesia IPO, Ini Profil tentang Mitratel
Spot Sinyal di Tanampulu. Keberadaan tower telekomunikasi penting untuk menghadirkan layanan telekomunikasi.(MI/Briyanbodo Hendro)

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel saat ini sedang melakukan penawaran saham perdana atau IPO.

Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi yang tak hanya terbesar di Indonesia tetapi juga terluas jangkauannya. Anak usaha dari PT Telkom Tbk itu  dikelola oleh manajemen yang independen, terdiri atas 5 orang anggota direksi dimana 4 dari Telkom Group dan 1 dari kalangan profesional. Kemudian, Dewan Komisaris terdiri atas 4 orang dengan 2 di antaranya atau 50% adalah komisaris independen.

Mitratel merupakan penyedia menara telekomunikasi yang independen, Manajemen Mitratel diberikan insentif berbasis Key Performance Indicator (KPI) untuk memaksimalkan value bagi shareholders, serta remunerasi berbasis performa perusahaan dan KPI non-finansial. Manajemen juga diberikan insentif untuk mendorong penambahan tenant-tenant selain Telkomsel (non-Telkom Group).

Selain itu, terdapat share ownership untuk seluruh senior leader untuk menyatukan interest yang sama dengan shareholders. Selama perseroan menikmati manfaat dari hubungannya dengan Telkom/Telkomsel, manajemen Mitratel memiliki wewenang penuh untuk mengambil keputusan, termasuk menara telekomunikasi yang akan diakuisisi dari Telkom/Telkomsel.

“Industri tower masih memiliki ruang pertumbuhan yang cukup baik, apalagi sebentar lagi Indonesia akan memasuki era teknologi 5G. Demikian pula dengan Mitratel,” kata Research Analyst Indo Premier Sekuritas, Hans Tantio, dalam keterangannya.

Dari segi tata kelola perusahaan, Mitratel memiliki standar yang tinggi dan setara dengan standar industri. Perseroan memberikan perlakuan yang sama untuk semua tenant, misalnya keterbukaan hingga harga wajar dalam transaksi. Seluruh perjanjian induk sewa-menyewa (Master Lease Agreement/MLA) dengan Telkomsel juga sesuai dengan standar pasar.

Tidak ada restriksi untuk penempatan kolokasi bagi seluruh tower telekomunikasi. Tidak ada hak veto dari Telkomsel untuk kolokasi pada tower-tower akuisisi.

Selain itu, masih dalam hal operasional, Mitratel memiliki independensi untuk melaksanakan day to day operations dan fleksibilitas guna mengejar peluang pertumbuhan yang berpotensi tinggi. Saat ini, lebih dari 57% menara Mitratel berlokasi di luar Jawa dan Telkomsel sebagai anchor tenant. Lebih dari 50% tenant Mitratel dari Telkomsel yang merupakan mature tenant, sehingga ada jaminan sustainability dan collection.

Dengan program peningkatan tenancy, maka Mitratel berpeluang besar menggaet lebih banyak tenant di luar Telkomsel, seperti XL Axiata, Indosat, Smartfren, dan lain-lain yang terus melakukan ekspansi jaringan. Mitratel telah menekuni bidang usaha penyediaan infrastruktur telekomunikasi selama 13 tahun dan mengelola lebih dari 28 ribu menara.

“Saya melihat pilihan terbaik bagi Mitratel untuk dapat tumbuh dengan baik ke depan adalah dengan menjaga independensinya, yang artinya harus melayani kebutuhan seluruh operator seluler dengan sama baiknya,” ujar Hans.

Di sisi lain, Mitratel sebagai listed company yang sebagian sahamnya dimiliki oleh publik, akan selalu mengambil keputusan yang terbaik untuk semua stakeholders, sehingga tidak hanya mendahulukan kepentingan pemegang saham utama.

Mitratel melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 25,5 miliar saham atau setara 29,85%. Dengan harga IPO berkisar Rp 775-975 per saham, perseroan berpotensi meraih dana hingga Rp 24,9 triliun atau terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya