Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PANDEMI covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia selama hampir dua tahun terakhir disadari atau tidak turut mempercepat proses digitalisasi dan pembayaran nontunai. Tidak mengherankan jika kini banyak muncul platform pembayaran digital
Salah satu platform pembayaran digital, rewards, dan layanan keuangan tepat itu yakni OVO yang berusia 4 tahun pada 25 September lalu. Di usia keempatnya, sudah banyak pencapaian yang diraih. Bukan hanya dari sisi pengembangan bisnis semata, namun juga kontribusi mereka pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
OVO digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Membuat mereka yang awalnya buta akan keuangan digital menjadi melek. Tercatat, OVO kini telah hadir di lebih dari 430 kota dan kabupaten, dengan lebih dari 1 juta merchant dari berbagai industri, termasuk UMKM yang telah mengimplementasikan QRIS.
Baca juga: Upgrade Layanan Digital, BNI Perkuat Tiga Produk Champion
Studi Perilaku Penggunaan Pembayaran Digital dan layanan Keuangan di Indonesia 2021 oleh Kadence International Indonesia menyebutkan, OVO merupakan platform pembayaran digital yang paling banyak digunakan, dengan mayoritas pengguna di usia produktif. Beberapa alasan konsumen memilih OVO antara lain bisa digunakan di banyak aplikasi atau merchant online, dapat melakukan transfer saldo ke rekening bank, memiliki banyak promo dan cashback, biaya top-up paling rendah, dan dipergunakan banyak toko atau merchant offline.
“Jangkauan OVO yang semakin luas dari tahun ke tahun tidak lepas dari penerimaan positif dan aktif masyarakat yang semakin mengenal literasi dan kini inklusif keuangan digital. Beberapa catatan yang ditorehkan OVO antara lain 71% pengguna aktif dan tingkat brand awareness hingga 96%, menjadi platform pembayaran digital pembayaran digital terpopuler di Indonesia,” papar Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra.
Karaniya mengungkapkan, sejak awal, OVO mengadopsi prinsip open ecosystem dan model terintegrasi untuk menciptakan lanskap pembayaran digital dan layanan keuangan yang inklusif. Hal ini menjadi bagian terpenting dari transformasi pembayaran digital yang dijalankan oleh OVO, sehingga mampu membuka akses luas bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk berbagai penggunaan, diimbangi dengan kemudahan dan keamanan akses dalam bertransaksi digital.
Kolaborasi yang dikembangkan OVO dengan berbagai pihak membuat layanan menjadi beragam. Tidak hanya sekedar menjadi penghubung transaksi digital seperti transportasi, pemesanan makanan, dan belanja online, ayanan OVO saat ini telah berkembang mencakup investasi, asuransi, hingga pinjaman. Pengembangan layanan ini berdampak positif pada peningkatan literasi keuangan masyarakat.
Untuk layanan investasi, OVO bekerja sama dengan Bareksa, Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan Syailendra Capital, mitra platform investasi ternama di Indonesia. Kerjasama ini merupakan terobosan di layanan keuangan sebagai integrasi menyeluruh antara platform pembayaran digital dan investasi berbasis digital. Layanan investasi yang hadir di aplikasi OVO memberikan pilihan produk reksadana pasar uang, baik yang berbasis konvensional maupun syariah.
Sejak layanan investasi OVO diperkenalkan kepada masyarakat di pertengahan semester 1 2021, OVO mencatat setidaknya 6 dari 10 pengguna pembayaran digital mengaku familiar dengan layanan investasi di aplikasi OVO tersebut (Kadence International Indonesia, 2021). Bahkan 44% di antaranya menggunakan layanan tersebut.
Sementara untuk layanan asuransi, OVO meluncurkan produk PRUTect Care - Hospital Cash, produk asuransi jiwa Syariah berbasis digital yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Prudential Indonesia melalui pialang asuransi digital berlisensi penuh, PT Salvus Inti. OVO juga menghadirkan beberapa layanan asuransi lainnya, seperti asuransi layar smartphone, sepeda, motor dan mobil, dimana kesemuanya juga merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Dengan hadirnya berbagai layanan keuangan itu, kami berharap dapat mengatasi kesenjangan pada ekosistem keuangan di Indonesia, sehingga populasi masyarakat underbanked dan unbanked berkurang. Kedepannya, kami terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang demi mencapai literasi dan inklusi keuangan yang lebih jauh lebih baik,” papar Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO.
Kehadiran OVO juga memberikan efek ganda positif yang tidak hanya memberikan manfaat kepada pengguna, tetapi juga bagi merchant yang bergabung. Inilah yang menjadi pemicu digitalisasi untuk masyarakat, UMKM dan mitra sehingga menciptakan siklus pertumbuhan yang positif. Hal ini juga didukung oleh studi CORE Indonesia yang juga mencatat 82% UMKM menyatakan terbantu oleh ekosistem OVO yang luas.
“Perjalanan membangun bisnis Roti Eneng membawa saya mempelajari banyak hal, salah satunya pemanfaatan pembayaran digital,” papar Sarah Diana, seorang pelaku usaha.
Fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan oleh OVO juga sangat dirasakan oleh Ryan Ridhwan Arief sebagai salah satu pemilik merek pakaian Super Sentimental Secret Theory (SSST) asal Bandung. Sejak dikembangkan pada 2020, SSST menawarkan berbagai jenis pakaian mulai dari kaos, jaket, celana, sampai berbagai aksesoris dengan nuansa streetwear dan mendapatkan penerimaan yang positif dari masyarakat Indonesia. (RO/A-1)
Affiliate marketing adalah masa depan digital commerce yang bukan hanya sebagai kanal pemasaran, tetapi juga sistem distribusi ekonomi digital yang adil dan berkelanjutan.
Berbagai isu penting seperti gagasan "Leadership 5. 0," dampak dari AI terhadap perubahan angkatan kerja, serta kebutuhan untuk peningkatan keterampilan di era ekonomi digital
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
Pendidikan berkelas dunia berfokus pada pengembangan Digital Technopreneur untuk talenta muda yang mampu memadukan teknologi dan jiwa kewirausahaan.
Di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini, ekonomi digital dan data center menjadi salah satu sektor industri prioritas yang berpotensi besar terhadap investasi.
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2024 oleh Google Indonesia, sektor ini diproyeksikan menjadi tulang punggung ekonomi digital Tanah Air dengan nilai mencapai US$65 miliar
QuantumByte, platform artificial intelligence app builder yang dikembangkan oleh startup Indonesia, Quantum Teknologi Nusantara terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Peluncuran MyPro+ ini merupakan inovasi digital besar kedua pada tahun ini setelah MyGo+ baru-baru ini diperkenalkan kepada publik.
Selama lebih dari 10 tahun, gerakan ini menunjukkan cara aksi kolektif masyarakat untuk membuka akses pendanaan bagi berbagai inisiatif sosial.
YAYASAN Belas Kasih meluncurkan aplikasi Belas Kasih pada Jumat (9/5). Aplikasi ini untuk memudahkan donasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, serta wujud transparansi dana
Kegiatan ini tak hanya berfungsi sebagai platform apresiasi karya, tetapi juga sebagai langkah nyata mempertemukan akademisi, pelaku industri, serta masyarakat luas.
Belanja bukan hanya sekedar pengeluaran, tetapi juga peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved