Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dukung EBT, PTPN Group Implementasikan Pengembangan Bioenergi

Mediaindonesia.com
12/10/2021 18:35
Dukung EBT, PTPN Group Implementasikan Pengembangan Bioenergi
Pemanfaatan EBT di lingkungan PTPN Group(Dok.PTPN Group)

HOLDING Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) secara aktif mendukung program implementasi pengembangan bioenergi, sebagai wujud dukungan dan sinergi dalam pengembangan dan pencapaian target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional. 

Sebagaimana diketahui, Pemerintah  melalui PP No.22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) telah menetapkan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025, sementara berdasarkan data Kementerian ESDM realisasi hingga tahun 2020 baru tercapai 11,51%. 

Dukungn itu dilaksanakan dalam program kerja perusahaan yang sejalan antara lain melalui penggunaan biomassa perkebunan sebagai sumber energi utama, hilirisasi bisnis perkebunan, serta optimasi & pengembangan pembangkit listrik maupun sumber EBT lainnya.  Program tersebut dilaksanakan secara mandiri maupun bekerjasama dengan mitra strategis.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), menjabarkan bahwa   PTPN III beserta seluruh Anak Perusahaan, telah memanfaatkan EBT sebagai sumber energi utama yang digunakan untuk operasional industri perkebunan.  

”Total produksi listrik berbasis EBT di PTPN Group sebesar 318 MW atau setara 1.831.680 MWh/tahun, sumber energi ini dapat dimanfaatkan untuk operasional di Perkebunan” papar Ghani.  

Dari 318 MW energi yang dihasilkan, lanjut Ghani, potensi pengurangan emisi (dekarbonisasi) mencapai  1,9 Juta Ton CO2/tahun.  

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Pabrik Gula (PG) dari awal perkembangannya telah menggunakan biomassa sebagai bahan bakar utama untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional pabrik. PKS menggunakan cangkang dan  serabut (fiber) kelapa sawit sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya, sementara PG menggunakan bagas tebu sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya. 

PTPN group memiliki 75 unit PKS yang menggunakan sumber EBT (cangkang & fiber) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 80 MW  (Mega Watt) serta memiliki 31 Unit PG yang menggunakan  sumber EBT (ampas tebu/bagas) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 198 MW.

Pembangkit EBT yang saat ini dimiliki PTPN Group antara lain pembangkit listrik berbasis tenaga air/hidro (PLTA) sejumlah 10 unit (total kapasitas 17,14 MW), berbasis biomassa (PLTBm) sejumlah 2 unit (total kapasitas 9,2 MW), berbasis biogas dari POME (PLTBg) sejumlah 9 unit (total kapasitas 11,35 MW) dan berbasis tenaga matahari (PLTS) 1 unit (kapasitas 2 MWp). 

PTPN Group saat ini juga sedang berupaya melakukan optimasi aset pembangkit listrik EBT yang dalam kondisi idle (tidak beroperasi atau beroperasi kurang optimal) melalui kerjasama dengan mitra strategis demi mendukung pencapaian target bauran EBT pemerintah sebesar 23% di tahun 2025.

Ghani juga  menjelaskan, bahwa saat ini PTPN Group tengah melakukan inisiasi kerjasama pemanfaatan limbah perkebunan  sebagai sumber EBT dengan beberapa mitra strategis. 

“ Saat ini kami sedang menjalankan beberapa program inisiasi kerjasama pemanfaatan limbah perkebunan  sebagai sumber EBT dengan beberapa mitra strategis. Adapun  program yang saat ini sedang berjalan antara lain : Penyediaan Biomassa untuk Cofiring PLTU PT PLN, Pengembangan Biogas Cofiring di PKS PTPN Group, Pengembangan Bio-CNG di PKS PTPN Group, dan Pengembangan Biopelet dari Tandan Kosong,” tandasnya. 

PTPN Group sebagai salah satu pelaku bisnis sangat mengharapkan bahwa ke depan pengembangan EBT mendapatkan dukungan regulasi pemerintah yang cukup memadai sehingga menguntungkan bagi semua pihak.  Khususnya dari sisi komersial dimana sumber energi baru dan terbarukan seharusnya lebih dihargai dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada sumber energi fosil sehingga lebih menarik banyak pihak untuk dikembangkan. Pengembangan sumber energi baru dan terbarukan tetap perlu dilanjutkan dan ditingkatkan demi mewujudkan terpenuhinya kebutuhan energi nasional di masa kini dan nanti. (RO/E-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya