Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

IHSG Diperkirakan Melemah Pada Perdagangan Besok

Despian Nurhidayat
03/10/2021 17:49
IHSG Diperkirakan Melemah Pada Perdagangan Besok
Ilustrasi(Antara)

Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee memperkirakan bahwa pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan besok, Senin (4/10) akan melemah disebabkan oleh berbagai sentimen yang mempengaruhi.

"IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 6,174 sampai 6,086 dan resistance di level 6,286 sampai 6,300. Cenderung SOS," ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (3/10).

Menurut Hans, kecenderungan pelemahan IHSG pada perdagangan besok dikarenakan faktor eksternal. Salah satunya ialah pembahasan plafon utang pemerintah Amerika Serikat yang dikatakan akan menjadi salah satu sentimen utama di pasar pekan depan.

"Selain itu petunjuk tentang arah kebijakan dari pejabat the Fed serta kenaikan Yield Obligasi pemerintah Amerika Serikat akan mempengaruhi pergerakan pasar," ujar Hans.

Baca juga : Pemerintah Siap Fasilitasi UKM Merambah Pasar Global.

Hans menambahkan, risiko utama pasar keuangan bergeser ke Tiongkok akibat perkembangan gagal bayar Evergrande, krisis listrik juga menjsdi sentimen lainnya.

Menurutnya, pelaku pasar saat ini tengah mencermati kenaikan harga komoditas energi dunia akibat permintaan yang naik serta kenaikan inflasi akibat gangguan pasokan.

Sementara itu, dari dalam negeri perbaikan ekonomi Indonesia yang saat ini berjalan cukup baik menjadi sentimen positif pada perdagangan besok, di mana  PMI Manufaktur Indonesia pada September 2021 sudah kembali di angka 52,2 atau zona ekspansi setelah terkontraksi pada Agustus 2021 di level 43,2.

"Hal ini menunjukkan sudah ada ekspansi di sektor industri manufaktur. Aktivitas pertumbuhan ekonomi akan pulih lebih cepat dari yang diperkirakan. Peningkatan PMI ini sejalan dengan terkendalinya penyebaran virus corona varian Delta," tuturnya.

Sentimen lainnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode September 2021 terjadi deflasi 0,04%. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,80% dan untuk inflasi tahunan sebesar 1,60%. Secara umum penyebab terjadinya deflasi pada September 2021 menurut kelompok pengeluaran adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,47% dengan andilnya mencapai 0,12%.

Deflasi lebih di sebabkan kelas menegah atas tidak agresif dalam melakukan konsumsi dan cenderung tidak ke pusat perbelanjaan akibat pandemi covid-19 varian delta.  (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya